Misi Penjaga Perdamaian PBB Kemungkinan Ditutup, Gegara Anggaran Baru Belum Disetujui

- Selasa, 29 Juni 2021 | 11:07 WIB
Misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) mengamati melalui lubang terbuka di Desa Houla, dekat perbatasan dengan Israel, di Lebanon Selatan, Senin (2/9/2019). (ANTARA/REUTERS/Ali Hashisho/tm)
Misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) mengamati melalui lubang terbuka di Desa Houla, dekat perbatasan dengan Israel, di Lebanon Selatan, Senin (2/9/2019). (ANTARA/REUTERS/Ali Hashisho/tm)

Misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa secara global kemungkinan ditutup pada 1 Juli 2021, jika Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang tidak dapat menyetujui anggaran baru.

Anggaran baru itu berjumlah enam miliar dolar AS (sekitar Rp86 triliun) untuk tahun ini hingga 30 Juni 2022, kata pejabat dan diplomat dikutip dari Antara, Selasa (29/6/2021).

Beberapa diplomat menyalahkan perubahan pada prosedur negosiasi, masalah-masalah dengan logistik dan pembicaraan alot - yang mengadu China dengan negara-negara Barat - atas keterlambatan dalam mencapai kesepakatan.

Baca Juga: Guru Seni Ini Dikecam Setelah Menunjukkan Kartun Masturbasi & Meminta Siswa Menggambarnya

Catherine Pollard, kepala strategi manajemen, kebijakan dan kepatuhan PBB mengatakan, 12 misi penjaga perdamaian badan dunia itu - bagian besar di Afrika dan Timur Tengah- telah disarankan untuk mulai menempatkan rencana darurat jika anggaran baru tidak disahkan pada waktunya.

"Pada saat yang sama, kami tetap berharap dan yakin bahwa negara-negara anggota akan menyelesaikan negosiasi mereka," kata Pollard.

Pollard menjelaskan, jika tenggat waktu 30 Juni terlewati, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres hanya dapat menggunakan dana untuk melindungi aset-aset PBB dan memastikan pelindungan staf dan penjaga perdamaian.

Sementara Kepala penjaga perdamaian PBB Jean-Pierre Lacroix mengatakan, misi akan sangat terbatas dan tidak dapat melakukan tindakan seperti melindungi warga sipil, membantu mengatasi Covid-19, dan mendukung upaya dan mediasi politik.

Amerika Serikat adalah kontributor yang dinilai terbesar untuk anggaran pemeliharaan perdamaian, menyumbang sekitar 28 persen, diikuti oleh China dengan 15,2 persen dan Jepang dengan 8,5 persen.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X