Setelah Taliban menguasai Afghanistan, warga Afghanistan kini berusaha keras untuk menghapus jejak digital mereka karena khawatir para Taliban memburu mereka.
Taliban dilaporkan telah mendapatkan data pribadi yang sangat sensitif milik warga biasa Afghanistan, sehingga membuat mereka rentan mendapat serangan.
Taliban memperoleh akses ke databese biometrik Afghanistan hanya dalam hitungan hari setelah merebut ibu kota, Kabul.
Baca juga: Menang Terhadap AS, Taliban Akui Kemenangan Mirip Kemerdekaan Indonesia dari Penjajah
Dilansir Daily Star, biometrik adalah pengukuran dan perhitungan tubuh yang berkaitan dengan karakteristik manusia, contoh data biometrik termasuk pemindaian retina, sidik jari, pengenalan wajah dan suara, semuanya digunakan untuk mengidentifikasi individu.
"Kami memahami bahwa Taliban sekarang kemungkinan memiliki akses ke berbagai basis data biometrik dan peralatan di Afghanistan," tulis kelompok Human Rights First di Twitter.
"Teknologi itu mungkin akan mencakup akses ke database dengan sidik jari dan pemindaian iris, termasuk teknologi pengenalan wajah," tambah kelompok itu.
Mereka juga memperingati bahwa teknologi itu dapat digunakan oleh Taliban untuk memburu mereka yang bekerja sama dengan pasukan Sekutu setelah menggulingkan Taliban setelah serangan 11 September 2021.
Dilansir BBC, anak laki-laki dengan panik membuka telepon untuk menghapus pesan yang telah mereka kirim, gambar yang mereka ambil, bahkan musik yang telah mereka dengarkan.