Para peserta aksi Mujahid 212 melakukan 'Sumpah Mubahalah' dalam aksi tersebut. Mereka mendoakan agar yang dzalim segera dilaknat. Sumpah tersebut kemudian di-Amin kan oleh Puluhan Ribu Mujahid yang mengikuti Aksi "Mujahid 212 Selamatkan NKRI".
Sumpah Muhabalah dalam "Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI" di Amin kan Puluhan Ribu Mujahid
— Fakir Ilmu (@_Darkah) September 28, 2019
Amin YaRobb!!! #Mujahid212SelamatkanNKRI #AksiMujahid212 pic.twitter.com/mqSwj2IDFp
Aksi Mujahid 212 juga menuntut agar Presiden Jokowi mundur dari jabatannya. Mereka menilai bahwa Jokowi telah banyak mengkriminalisasi masyarakat dan juga ulama selama ia menjabat sebagai Presiden.
Dalam aksi tersebut, sang orator juga meminta agar anggota DPR tidak mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU) yang tidak berpihak kepada masyarakat.
Sang orator juga bertanya apakah selama ini Jokowi sudah mensejahterakan masyarakatnya atau belum.
"Hidup kita tambah susah apa tambah baik di zaman Jokowi?" Tanya orator tersebut.
"Susaaaaah," jawab massa kompak.
Orator tersebut juga menyatakan menolak RKUHP. "Masa iya kita mau bersetubuh dengan istri kalau memaksa sedikit mau dihukum. Lawan enggak? Siap bela?" ujar orator.
Seruan itu pun kemudian dijawab kompak oleh para peserta aksi. Ia kemudian kembali menanyakan kepada masyarakat apakah Jokowi harus tetap menjadi presiden atau mundur.
Massa pun mengiyakan serukan sang orator dan menyatakan bahwa mereka setuju Jokowi mundur dari jabatannya sebagai Presiden RI. Sang orator mengatakan Jokowi mundur dari jabatannya adalah harapan banyak masyarakat.
"Ini bukan sekadar harapan, ini harapan semua masyarakat Indonesia saudara-saudara," teriak sang orator.