Tiongkok Sebut Jumlah Masjid di Xinjiang Lebih Banyak Daripada di AS

- Kamis, 27 Februari 2020 | 14:25 WIB
Ilustrasi masjid (Unsplash)
Ilustrasi masjid (Unsplash)

Tiongkok mengklaim jumlah masjid di Daerah Otonomi Xinjiang yang banyak dihuni etnis minoritas Muslim Uighur, lebih banyak daripada di Amerika Serikat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok (MFA), Zhao Lijian mengatakan, ada 24.400 unit masjid di Xinjiang.

Jumlah tersebut, menurut dia, lebih banyak daripada di Amerika yang jumlahnya bahkan kurang dari 10%.

"Ada 24.400 unit masjid di Xinjiang, satu unit untuk 530 Muslim. Bandingkan dengan jumlah masjid di AS yang bahkan kurang dari 10% jumlah masjid di Xinjiang," ujar Zhao Lijian, dilansir dari Antara, Kamis (27/2/2020).

-
Zhao Lijian (Twitter/@zlj517)

Pernyataan itu diungkapkan oleh Zhao untuk menanggapi pernyataan Duta Besar AS di Organisasi Kebebasan Beragama Dunia (IRF) Sam Brownback.

Menurut Sam, upaya Beijing untuk menjadikan umat Islam di Tiongkok sebagai warga negara yang patuh dan taat, merupakan bentuk penindasan terhadap umat beragama.

-
Masjid Agung Weizhou di Ningxia Hui, Tiongkok. (AP)

Zhao mengatakan bahwa Amerika telah membuat rumor yang ngawur. Dia juga menyebut Amerika sengaja merusak kerukunan antaretnis di Tiongkok dengan mencampuri urusan dalam negeri.

Zhao juga mengatakan bahwa pemerintahannya melindungi kebebasan warganya dalam beragama. Menurutnya, Amerika harus berhenti mencampuri urusan Tiongkok dengan berdalih agama.

"Menurut hasil jajak pendapat yang dirilis oleh Gallup and Pew Research Center, 42% warga AS sangat prihatin dengan isu berkaitan dengan ras dan 75% Muslim di AS mengakui adanya diskriminasi serius terhadap mereka," ungkap Zhao.

Sebelumnya, Amerika menuduh Beijing melakukan pelanggaran HAM dengan menempatkan 1,5 juta warga etnis Muslim Uighur di kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang.

Namun, tudingan tersebut ditepis oleh pemerintah setempat. Mereka mengatakan kamp-kamp itu merupakan pusat pelatihan pendidikan keterampilan sekaligus sebagai upaya deradikalisasi terhadap warga etnis Muslim Uighur.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

X