Ilmuwan Nilai Virus Korona Baru Harus Punya Nama Resmi

- Kamis, 6 Februari 2020 | 12:15 WIB
Tabung reaksi dengan label nama virus korona (REUTERS/Dado Ruvic)
Tabung reaksi dengan label nama virus korona (REUTERS/Dado Ruvic)

Bentuk baru dari virus korona baru diketahui telah menyebar di banyak negara. Para profesional medis, ilmuwan, dan perusahaan teknologi besar juga kini tengah mencari nama yang tepat untuk virus korona baru, karena virus tersebut mulai banyak salah informasi.

Mengutip Time, sejauh ini memang diketahui banyak media hingga media sosial seperti Twitter dan Facebook kerap menjadi wadah penyebaran salah informasi atau hoax yang sejauh ini diberi nama 2019-nCov.

"Hari ini, dalam wabah ini, kami berbagi informasi hampir sampai detik setelah dirilis. Itu memungkinkan lebih banyak pemikiran kolektif dan pengambilan keputusan," kata Crystal Watson, peneliti senior dan asisten profesor di Johns Hopkins Center for Health Security,"

"Dalam wabah sebelumnya sebelum media sosial, sering kita harus menunggu publikasi dalam jurnal resmi, misalnya, untuk mengetahui tentang apa yang sedang terjadi," lanjut Watson.

Banyak yang bekerja di bidang ilmiah dan medis mulai memperhatikan penyebaran informasi yang berbahaya pada awal wabah dan para ahli mulai menggunakan keahlian mereka untuk membantu mengatasinya termasuk melawan hoax.

“Saya pikir ada beberapa [informasi yang salah] yang sengaja berbahaya, baik menyebarkan informasi tentang obat palsu, atau menyebarkan informasi yang menstigma kelompok orang tertentu,” kata Watson.

"Jadi, sangat penting bagi kami untuk mendapatkan yang terbaik dan memberikan informasi yang benar dan mendorongnya sebaik mungkin. Penamaan virus baru seringkali tertunda dan fokusnya sampai sekarang hanya pada respons kesehatan, yang mana kondisi ini dapat dimengerti," lanjut Watson.

Meski begitu, kata Watson, penamaan seperti ini juga harus menjadi prioritas. Bicara virus korona, tentu banyak juga informasi salah atau hoax yang beredar terkait pencegahan hingga pengobatan yang bakal dipilih.

Satu postingan Facebook yang tidak akurat pernah dibagikan lebih dari 500 kali menyatakan bahwa ada vaksin untuk virus korona bentuk baru. Faktanya, tidak ada vaksin untuk salah satu dari tujuh jenis virus korona yang rentan terhadap manusia.

Klaim palsu lainnya telah melibatkan informasi yang tidak akurat tentang cara melindungi dari virus, termasuk klaim bahwa seorang ahli pernapasan Tiongkok menemukan bahwa air larutan garam bisa membunuh virus,

 

Artikel Menarik Lainnya

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X