Amtrak, sebuah perusahaan layanan kereta di Amerika Serikat, mematok harga tiket selangit bagi para penyandang disabilitas.
Untuk harga satu tiket kereta difabel mencapai 25 ribu dolar AS atau sekitar Rp341 juta. Padahal, sebelumnya harga satu tiket hanya 16 dolar AS atau Rp218 ribu saja.
Keputusan ini memberi dampak cukup besar, termasuk bagi kelompok aktivis disabilitas di Chicago yaitu Access Living.
Diketahui, alasan kenaikan sangat tinggi tersebut dikarenakan pihak Amtrak hanya memiliki tiga ruang untuk kursi roda.
Karena itu, pihaknya berencana menggunakan gerbong baru yang membuat biaya melambung tinggi.
Sementara itu, pihak Amtrak mengaku telah menghubungi kelompok disabilitas Access Living.
"Para pejabat Amtrak telah menghubungi Access Living dan kami meminta maaf atas ketidaknyamanan mereka karena kami telah bekerja, melayani kebutuhan perjalanan mereka," kata Amtrak dalam sebuah pernyataan.
"Kami yakin bahwa mereka sebagai pelanggan yang bernilai, kami akan mengakomodasi semua penumpang yang menggunakan kursi roda di atas kereta Amtrak," imbuhnya.
Kendati demikian, Access Living mengaku sangat prihatin dengan kebijakan baru yang ditetapkan Amtrak.
"Kebijakan itu harus berubah. Kami khawatir tentang perjalanan di masa depan," kata perwakilan Access Living, Bridget Hayman.
Senator Tammy Duckworth untuk Illinois yang kehilangan kedua kaki dan tangan kanannya saat tragedi Black Hawk di Irak, angkat bicara.
Menurutnya, harga mahal tiket kereta difabel itu sungguh keterlaluan. Ia menekankan terkait Undang-Undang perlindungan bagi difabel.
"Disabilities Act tentang disabilitas telah menjadi hukum negara selama 30 tahun. Namun pada tahun 2020, Amtrak percaya itu akan menjadi beban padahal ada arsitekturnya," kata Tammy.
