Kesaksian Warga Saat Insiden Penembakan Massal di Thailand

- Senin, 10 Februari 2020 | 16:02 WIB
Polisi evakuasi warga yang ada di pusat perbelanjaan (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Polisi evakuasi warga yang ada di pusat perbelanjaan (REUTERS/Athit Perawongmetha)

Aksi penembakan massal yang terjadi di Thailand, pada Sabtu malam (8/2/2020) hingga Minggu dini hari (9/2/2020) masih menjadi perbincangan hangat banyak orang.

Aksi keji yang dilakukan oleh seorang pria bernama Jakraphanth Thomma ini menyebabkan 29 orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Seorang saksi bernama Soontaree Channuan yang saat itu ada di lokasi menuturkan, awalnya ia mengira bahwa suara tembakan itu adalah petasan.

-
pelaku penembakan massal di Thailand (istimewa)

"Kemarin, hanya ada tujuh atau delapan tamu yang berada di mal. Untungnya, mereka aman dan kembali pada malam hari," ujar Soontaree.

Soontaree yang bekerja di sebuah hotel dekat Terminal 21 mengungkapkan, bahwa sebelumnya belum pernah ada kejadian penembakan massal.

-
Polisi evakuasi warga yang ada di pusat perbelanjaan (REUTERS/Athit Perawongmetha)

"Hal semacam ini tidak pernah terjadi pada kita, sebelumnya," ungkap Soontaree.

Sementara itu, seorang pria bernama Natthawut Karnchanamethee harus kehilangan putranya yang baru berusia 13 tahun, Ratchanon Karnchanamethee karena jadi korban penembakan massal.

"Dia satu-satunya putra saya. Saya hanya ingin dia menjadi orang yang baik," ujar Natthawut.

Pelaku penembakan, Jakraphanth Thomma diketahui merupakan seorang prajurit. Ia mulai tiba di mall Nakhon Ratchasima sekitar pukul 06.00 waktu setempat, dengan mengendarai kendaraan militer, tipe Humvee.

Dengan membawa senjata dan amunisi yang dicurinya dari pangkalan militer, Jakraphanth Thomma menembaki sejumlah pengemudi dan pejalan kaki yang melintas di daerah tersebut.

-
Polisi evakuasi korban yang ada di pusat perbelanjaan (REUTERS/Athit Perawongmetha)

Sementara itu, Perdana Menteri Prayuth, Chan-ocah mengungkapkan, serangan penembakan massal ini belum pernah terjadi sebelumnya.

"Ini bukan kecerobohan. Kami tidak meninggalkan gudang persenjataan itu sendirian. Kami memiliki orang yang menjaganya," ungkap Chan-ocah, melansir dari The Guardian.

Jakraphanth Thomma diketahui membunuh komandan militernya terlebih dahulu, sebelum mencuri senjata di sebuah kamp militer. Usai membunuh dan mencuri, pelaku langsung pergi ke sebuah pusat perbelanjaan di Nakhon Ratchasima.

Pukul 03.00 waktu setempat, terdengar suara tembakan saat pasukan keamanan meggrebek gedung tempat penyerangan dilakukan oleh Jakraphanth Thomma. Beberapa orang tampak berhasil keluar dari gedung dengan selamat. Namun, jumlah orang yang disandera oleh pelaku juga terbilang cukup banyak.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X