Saksi Paslon 02 Beberkan Rekayasa Pemilih, Ada Balita Masuk DPT

- Rabu, 19 Juni 2019 | 21:35 WIB
ANTARAFOTO/Hafidz Mubarak A
ANTARAFOTO/Hafidz Mubarak A

Saksi dari kubu Paslon 02 Prabowo-Sandi, Idham Amiruddin menjelaskan adanya sejumlah Balita masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). Seperti Rowi dan Joko Hermowo yang lahir pada tahun 2018.

Hal itu disampaikan Idham saat memberikan kesaksian soal rekayasa DPT dalam sidang lanjutan gugatan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Idham mengatakan data pemilih di bawah umur ini tersebar di sejumlah daerah dengan rata-rata usia satu hingga enam tahun.

Keterangan Idham soal pemilih di bawah umur masuk DPT sempat dipertanyakan oleh Hakim Arief Hidayat. Menurutnya, pemilih di bawah umur yang sudah menikah sudah bisa mendapat hak pilih.

Dengan berdiri, Idham menunjukkan data yang di bawa ke persidangan. 

"Iya yang mulia, apa yang mulia percaya umur satu tahun bisa memilih," jelas Idham menjawab pertanyaan Hakim Arief.

"Oke kita sudah dapat, Rowi ya di baris ke dua usianya satu tahun. Jadi ini persebarannya ada yang usia satu tahun, ada yang usia dua tahun, ada yang enam tahun. Tetapi kalau usia 12 sudah menikah itu bisa saja terjadi di Indonesia ya," ujar Hakim Arief setelah melihat data dari Idham.

Idham menyatakan, pemilih di bawah umur ini menjadi masalah karena KPU menghilangkan kolom perkawainan dan usia pemilih. Sebab dari kedua data  itu dapat diketahui kapan DPT dibuat.

"Tetapi dihilangkan sehingga kita tidak tahu kapan DPT ini dibikin. Dulu ada sekarang tidak ada," jelas Idham.

Selain data pemilih di bawah umur, Idham juga menjelaskan adanya kejanggalan lain. Seperti kecamatan siluman, NIK rekayasa dan data pemilih ganda.

Salah satu contoh adanya kecamatan siluman yakni di Kabupaten Bogor. Ia mendapati daerah tersebut lebih dari 40 kecamatan. Ada kecamatan 85 dan kecamatan 00. Padahal daerah dipimpin Ade Yasin memiliki 40 kecamatan. Dari sana ia menemukan NIK siluman jumlah seluruhnya 56.832 dan yang tertinggi ada di Bengkulu. 

Untuk NIK rekayasa, Idham menemukan adanya perbedaan nomor unik dalam membedakan jenis kelamin di perempuan. Misal perempuan memakai NIK laki-laki demikian sebagainya.

"Total ada 10.901.715 NIK rekayasa. NIK rekayasa tertinggi di Indonesia di Bogor ada 437 lebih," jelas saksi.

Soal pemilih ganda, Idham menjelaskan terdapat data nama, tempat dan tanggal lahir yang sama. Ia menjelaskan total kasus pemilih ganda sejumlah 2.155.905. Kasus pemilih ganda yang terbanyak di Papua. 

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X