Warga Jakarta Pertanyakan Hubungan Trotoar dengan Perbaikan Udara

- Selasa, 13 Agustus 2019 | 10:46 WIB
Antara/Galih Pradipta
Antara/Galih Pradipta

Sejumlah warga DKI Jakarta sampai saat ini masih mempertanyakan kaitannya pelaksanaan revitalisasi  trotoar di sejumlah lokasi, yang disebut-sebut sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas udara.

Dinas Bina Marga DKI Jakarta menargetkan revitalisasi di lima wilayah DKI Jakarta rampung tahun ini. Revitalisasi tersebut kemudian dipercepat untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta.

Pemprov DKI Jakarta mendorong warga beralih menggunakan transportasi umum. Pihaknya juga ingin meningkatkan kenyamanan warga berjalan kaki di 25 ruas jalan protokol, arteri, dan penghubung ke angkutan umum massal pada 2020 mendatang.

Namun, rencana tersebut justru menuai beragam tanggapan dari warga yang sebagian besar mempertanyakan kaitannya pembangunan trotoar dengan perbaikan kualitas udara. Warga Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, Malik (27) mengapresiasi langkah yang diambil oleh Pemprov DKI.

Tapi, menurut dia, untuk memperbaiki kualitas udara tidak hanya sekedar memperbaiki trotoar. "Langkah Gubernur untuk memperbaiki trotoar disepanjang jalan termasuk program yang bagus, tapi kalau dengan memperbaiki trotoar terus polusi udara jadi baik sepertinya itu gak masuk yak," ujar Malik.

Ia mengatakan bahwa untuk memperbaiki kualitas udara, perbaikan trotoar harus dibarengi dengan perbaikan kualitas dan pelayanan transportasi pada transjakarta. Sementara itu, salah seorang karyawan di kawasan Otista raya yang bernama Usman mengatakan, jika nanti trotoar sudah jadi perlu diawasi oleh petugas.

Menurut Usman, revitalisasi trotoar di sepanjang jalan Otista tidak akan memperbaiki kualitas udara di kawasannya.

"Mana ada hubungannya perbaikan trotoar dengan kualitas udara, kalaupun Gubernur mau itu metromini, kopaja, angkot kandangin, terus perbanyak transjakarta biar orang-orang naik transjakarta," ungkap Usman.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X