Dari total 45 ribu jumlah pegawai Direktorat Jendral Pajak, sekitar 70% diantaranya adalah anak-anak milenial. Hal itu sejalan dengan mayoritas wajib pajak yang saat ini ditangani Ditjen Pajak.
Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Humas Direktorat Jendral Pajak, Hestu Yoga Saksama mengatakan, hal itu sesuai dengan kebijakan atau policy Ditjen Pajak bahwa pendekatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan wajib pajak.
"Wajib pajak secara umum sebagian besar adalah kaum milenial. Dan kalau mengedukasi dan melakukan pembinaan kepada milenial ya harus pakai bahasa milenial," ujar Yoga kepada Indozone, selama perbincangan santai di ruang kerjanya, Selasa (7/1/2020) lalu.
Pendekatan bergaya milenial, kata Yoga, juga diterapkan pada kegiatan sosialisasi melalui sosial media. Menurutnya, dengan bahasa yang lebih ringkas dan kekinian, hal-hal yang terkait dengan sosialisasi perpajakan bisa dengan mudah dipahami oleh wajib pajak.
"Makanya admin sosmed kita ya milenial, yang mengerti bahasa milenial. Kalau saya yang menulis di situ ya pasti ngaco. Yang baca mungkin nanti Sofjan Wanandi atau generasi tua saja," ujar Yoga sedikit berkelakar.
Dalam melakukan sosialisasi, imbuh Yoga, pihaknya telah memanfaatkan seluruh kanal sosial media, mulai dari Instagram, Facebook hingga ke YouTube untuk melakukan sosialisasi. DJP, kata dia, sangat menyadari bahwa kaum milenial saat ini berperan sangat besar untuk kemajuan Indonesia kedepan.
"Dari awal memang demikian policy nya. Kalau mau mendekati yang milenial ya harus pendekatan secara milenial juga," pungkas Yoga.
