Jaksa Agung ST Burhanuddin berkomitmen menuntaskan delapan fokus kerjanya. Sikap itu disampaikan Burhanuddin ketika rapat kerja perdana dengan Komisi III DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (7/11).
Secara umum, fokus itu dimulai dari perbaikan sistem dan pengawasan, memanfaatkan teknologi informasi (IT), menciptakan kejaksaan yang bersih, dan menciptakan iklim investasi yang sehat.
"Pertama, penanganan suatu perkara tidak hanya sekadar mempidanakan perilaku dan mengembalikan kerugian negara. Namun, juga harus dapat memberikan solusi perbaikan sistem agar tidak terulang lagi," kata Burhanuddin.
Kedua, terhadap beberapa perda yang menghambat perizinan investasi, Burhanuddin menginstruksikan para Kajati (kepala kejaksaan tinggi) untuk memonitor keberadaan perda-perda tersebut. Ketiga, peningkatan peran kejaksaan dalam mendukung pengamanan aset-aset pemerintah daerah (Pemda), BUMN, dan BUMS yang terbengkalai.
"Agar aset itu bisa digunakan sesuai dengan peruntukannya. Keempat, memanfaatkan IT guna mendukung keberhasilan tugas kejaksaan, seperti pengembangan aplikasi sistem manajemen di pidana umum (pidum), pidana khusus (pidsus), pidana tata usaha negara (datun) dan pengawasan sebagai salah satu persyaratan reformasi birokrasi," ujar Burhanuddin.
Sambungnya, yang kelima menciptakan mekanisme pengawasan yang ketat. Tujuannya demi menjaga konsistensi pelaksanaan zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi dan bersih melayani.
"Serta menjadikan percontohan untuk satuan kerja lain, untuk dapat memperoleh peringkat tersebut," tutur Burhanuddin.
Burhanuddin juga mengatakan yang Keenam, untuk para Kejati, diperlukan sistem complaint and handling management yang mampu meningkatkan pelayanan hukum, sehingga terwujudnya perlayanan terpadu satu pintu sebagai bentuk pelayanan dan keterbukaan informasi publik.
Ketujuh, optimalisasi sebagai inovasi yang sudah diterapkan dan meningkatkan kinerja di satuan kerja agar bisa diimplementasikan dalam skala nasional. Kemudian yang terakhir, memanggil dan menggelorakan optimisme masyarakat untuk mengikuti seleksi CPNS kejaksaan.
"Saya juga mohon bantuan dari bapak ibu sekalian, bahwa kami sedang menerima calon-calon jaksa. Saya berharap bisa menyaring calon-calon jaksa sebanyak mungkin, sehingga kami dapat memilih calon-calon jaksa terbaik dan kelak jadi penerus kami," ungkap Burhanuddin. (MA)