Imbas Virus Corona Terhadap Industri Fesyen Global

- Senin, 9 Maret 2020 | 15:25 WIB
Kiri: Potret warga yang memakai masker untuk mencegah virus corona. (REUTERS/Jennifer Lorenzini). Kanan: Potret model saat berlenggok di acara Shanghai Fashion Week. (Twitter/@Shanghai_FW)
Kiri: Potret warga yang memakai masker untuk mencegah virus corona. (REUTERS/Jennifer Lorenzini). Kanan: Potret model saat berlenggok di acara Shanghai Fashion Week. (Twitter/@Shanghai_FW)

Sampai saat ini, virus corona masih jadi perbincangan banyak orang dari berbagai penjuru dunia. Pasalnya, virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini telah menelan ribuan korban jiwa.

Tak hanya itu, virus corona atau COVID-19 ini telah membuat sejumlah industri dan event harus dibatalkan. Salah satu bidang yang terdampak dari virus corona ialah industri fesyen. Pagelaran busana global yang rencananya akan dilangsungkan di sejumlah negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, Italia, Amerika, dan beberapa wilayah Eropa terpaksa dibatalkan karena virus corona.

-
Petugas medis membawa pasien yang terinfeksi corona. (REUTERS/David Ryder0

Di Italia, serangan virus corona bertepatan dengan berakhirnya Milan Fashion Week. Namun, sejak acara itu digelar, sejumlah acara fashion lainnya mengalami pembatalan. Selain itu, serangan virus corona juga berdampak pada angka penjualan industri fesyen yang mengalami penurunan.

Sejumlah acara mode besar juga mengaku mengalami penurunan jumlah pengunjung dan pembeli dari Tiongkok, karena akibat adanya pembatasan perjalanan baik dalam dan luar Tiongkok.

Padahal, sekitar 40% pelanggan produk fesyen mewah yang sebagian besar ditampilan di pekan mode global ini berasal dari Tiongkok.

Dampak virus corona juga dirasakan oleh sejumlah perusahaan mode dan kecantikan. Serangan virus corona mempengaruhi jumlah produksi dan permintan pasar.

Capri Holdings, perusahaan yang menaungi rumah mode mewah seperti Michael Kors, Versace dan Jimmy Choo ini, telah menutup 150 toko di Tiongkok dan memproyeksikan pendapatannya pada kuartal berikutnya akan turun sekitar 100 juta dolar.

Kondisi ini juga dialami oleh perusahaan Tapestry Inc, perusahaan yang memiliki label fesyen Coach, Kate Spade dan Stuart Weitzman ini mengatakan mungkin kehilangan 250 juta dolar dalam penjualan di paruh kedua tahun ini.

Acara fesyen diundur dan dibatalkan

-
Para model yang turut andil dalam event Seoul Fashion Week 2019 lalu. (Groove Korea)

Tak hanya toko-toko di wilayah Tiongkok yang ditutup karena serangan virus corona, tapi juga seluruh acara sosial. Salah satu event fesyen yang harus dibatalkan karena virus corona ialah Seoul Fashion Week 2020.

Event ini rencananya akan digelar pada 17-21 Maret 2020. Namun, karena kasus virus corona yang terus meningkat, pagelaran ini terpaksa dibatalkan.

Dilansir dari The Korea Herald, ada sebanyak 165 calon pembeli diundang ke Seoul Fashion Week pada musim sebelumnya, yang terdiri dari 135 pembeli Asia dan 30 pembeli dari Amerika Serikat dan Eropa. Bahkan 36 label fesyen pun sudah dijadwalkan akan memamerkan koleksi barunya di acara tersebut. Namun, semuanya harus dibatalkan karena serangan virus corona.

Tak hanya Seoul Fashion Week, acara serupa yaitu Shanghai Fashion Week dan Tiongkok Fashion Week Beijing, yang awalnya direncanakan berlangsung pada 26 dan 25 Maret 2020 juga mengalami penundaan.

Sementara itu, acara Rakuten Tokyo Fashion Week yang dijadwalkan akan dimulai pada 16 Maret 2020, hingga saat ini mengkonfirmasi apakah acara tersebut akan tetap berlanjut.

Tak hanya event fesyen dalam skala besar, sejumlah pagelaran busana tunggal oleh rumah mode mewah seperti Prada, Gucci hingga Ralph Lauren dinyatakan batal akibat virus corona.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X