Viral Skripsi Dicoret 'Sampah', Ini Klarifikasi Dosen Pembimbing

- Rabu, 16 Oktober 2019 | 15:28 WIB
Twitter/@fierza
Twitter/@fierza

Belum lama ini, Twitter sedang ramai dengan viralnya dua foto skripsi milik mahasiswa bernama Fierza yang dicoret dan ditulisi kata 'sampah' oleh dosen pembimbingnya. Semua berawal dari cuitan Fierza (@fierza) di Twitter pada Minggu (13/10) yang mengunggah ulang foto dari akun Instagram dosennya Sonny Kusumasondjaja.

"Gimana perasaanmu punya dosen pembimbing kayak Sony Kusumasondjaja? Cukup melatih daya tahan banting," tulis @fierza di Twitter dengan menunjukkan dua foto revisi skripsi.

Foto pertama menunjukkan satu halaman revisi skripsi yang dicoret tanda silang dan ditulisi kata 'sampah'. Sedangkan di foto kedua, terlihat seorang mahasiswa laki-laki memegang halaman depan skripsi yang dipenuhi catatan revisian dari sang dosen.

-
Twitter/@fierza

Dua foto itu pun menjadi viral setelah akun Twitter @analispolitik milik Ahmad Rizky M. Umar berkomentar dan menyebut dosen pembimbing yang mencoret skripsi mahasiswa seperti itu bertindak tidak manusiawi.

"Feedback semacam ini - tidak manusiawi, malas, dan tidak membangun - sering ditemukan dalam "skripsi" mahasiswa. Itu harus dihentikan. Kami tidak akan melatih siswa yang baik dengan mengatakan karya mereka 'sampah'. itu hanya menunjukkan ketidakmampuan dosen dalam terlibat dengan karya orang lain," komentar akun @analispolitik.

Membaca komentar itu, Fierza tentu saja tidak sepakat karena ia tahu betul bahwa dosen pembimbingnya bukan bermaksud tidak menghargai usahanya. Bahkan, itu justru membuatnya menjadi pribadi lebih baik selama proses hingga pasca mengerjakan skripsi.

Klarifikasi Dosen Pembimbing

Tak sampai di situ, dosen Sony Kusumasondjaja lantas mengklarifikasi cuitan yang tengah viral itu di akun Twitter miliknya. Dia menilai, viralnya hal semacam ini menunjukkan bahwa warganet Indonesia mudah sekali memberi komentar yang sifatnya menghakimi hanya berbekal dua foto.

"Yang memberi komentar-komentar ganas itu apa ya sudah membaca draft lengkapnya, supaya paham konteks tulisan SAMPAH itu? Apa sudah paham bagaimana interaksi si mahasiswa & dosen sampai tulisan itu keluar? Kalau tidak, Anda jauh lebih parah daripada si dosen. Anda menghujat tanpa dasar yang kuat," lanjutnya.

Menurut Sony, kebanyakan respon yang bersifat 'jugmental' menyelipkan argumentasi yang bersifat asumsi. Dia pun menyayangkan banyaknya orang Indonesia yang kerap menggugat dan menghujat berdasarkan asumsi yang belum pasti.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X