Seorang pejabat pada pemerintahan baru Afghanistan menyebut melarang wanita untuk berolahraga.
Dikutip dari New York Post, wakil kepala komisi budaya Taliban, Ahmadullah Wasiq menyebut jika wanita dan anak perempuan di negara Afghanistan tak boleh bermain kriket ataupun olahraga lainnya lantaran kegiatan itu dianggap tak penting.
"Saya kira perempuan tidak boleh bermain kriket karena perempuan tidak harus bermain kriket," kata Wasiq, dikutip Kamis (9/9).
"Dalam kriket, mereka mungkin menghadapi situasi di mana wajah dan tubuh mereka tidak akan ditutupi. Islam tidak mengizinkan perempuan terlihat seperti ini," sambungnya.
Wasiq menambahkan, saat berolahraga akan banyak video dan foto wanita-wanita yang kemudian akan dilihat banyak orang.
"Islam dan Imarah Islam tidak mengizinkan perempuan bermain kriket atau olahraga yang membuat mereka terekspos," katanya lagi.
Wasiq sendiri mengizinkan kriket pria tetap dilanjutkan di Afghanistan. Taliban diketahui memberi izin pada tim nasional untuk melanjutkan pertandingan di Australia pada November mendatang.
Namun, hal itu berpotensi membuat Dewan Kriket Internasional membatalkannya lantaran tim yang bertanding memerlukan 12 anggota tim nasional putri. Wasiq lalu mengatakan jika Taliban tak punya rencana untuk menyesuaikan aturan tersebut.
"Bahkan untuk ini, jika kita menghadapi tantangan dan masalah, kita telah berjuang untuk agama kita agar Islam dianut," katanya.
"Kami tidak akan mencoret nilai-nilai Islam meskipun itu membawa reaksi yang berlawanan. Kami tidak akan meninggalkan aturan Islam kami," pungkasnya.
