Gen Z Bisa Redam Polarisasi di Pemilu 2024, Ini Alasannya

- Kamis, 27 Oktober 2022 | 11:58 WIB
Siswa memasukan surat suara kedalam kotak suara saat mengikuti pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan sistematika Pemilihan Umum (Pemilu). (ANTARA/Mohammad Ayudha)
Siswa memasukan surat suara kedalam kotak suara saat mengikuti pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan sistematika Pemilihan Umum (Pemilu). (ANTARA/Mohammad Ayudha)

Hasil temuan yang dilakukan oleh Drone Emprit memperlihatkan bahwa Generasi Z bisa menjadi peredam potensi polarisasi di Pemilu 2024. Diharapkan Gen Z bisa menepis munculnya narasi politik dalam ajang pesta demokrasi itu.

Lead Analyst Drone Emprit Rizal Nova Mujahid mengatakan bahwa Gen Z, tak sepenuhnya menyepakati adanya narasi yang diangkat oleh seniornya yakni Generasi Milineal dan X.

"Generasi Z ini tidak sepenuhnya menyepakati narasi-narasi yang diangkat oleh seniornya (Milenial dan Generasi X), kalau saya lihat lebih kritis terhadap informasi," ujar Rizal sebagaimana disadur dari ANTARA, Kamis (27/10/2022).

Baca Juga: Ridwan Kamil Pertimbangkan Gabung Golkar Jelang Pemilu 2024

Berdasarkan pemantauan Drone Emprit selama tiga bulan terakhir tahun 2022, kata dia, perbincangan politik generasi milenial yang mendominasi medsos hingga kini belum mengarah pada adu gagasan atau program. Tapi masih bersifat menyerang pribadi tokoh dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) seperti saat Pilkada DKI 2017 dan Pemilu 2019.

Untuk tokoh yang paling dominan diperbincangkan, disebutkannya, mengerucut pada tiga nama yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.

"Enggak ada narasi yang lain, polanya masih sama, mengarah ke orangnya, serangan ke personal, dan bukan serangan kepada program," tutur dia.

Baca Juga: 18 dari 24 Parpol Lolos Verifikasi Adminitrasi Calon Peserta Pemilu 2024

Dengan begitu, Rizal menilai pola narasi Generasi Milenial di medsos masih berpotensi memicu polarisasi atau pembelahan di masyarakat menjelang pemilu mendatang.

"Sebenarnya polarisasi bukan sudah terpetakan, tapi sudah terjadi. Kami melihat polarisasi sudah lama berjalan dan masih berjalan," ujarnya.

Karena itu, Generasi Z yang memiliki persentase pengguna medsos mencapai 8,2 persen (13-17 tahun) sampai 11,6 persen (18-24 tahun) dengan karakter yang kritis perlu terus diarahkan dan didorong untuk meredam polarisasi.

"Saya berharap banyak pada Generasi Z ini karena mereka terbiasa dengan gadget, terbiasa ngecek informasi yang ada, berbeda dengan Generasi Milenial," ujar Rizal.

Bukan hanya tidak mengikuti pola narasi yang dibangun para pendahulunya, kata dia lagi, platform medsos yang digunakan Generasi Z juga berbeda.

Jika Generasi Milenial dan Generasi X lebih banyak menggunakan Facebook, menurut dia, Generasi Z lebih dominan menggunakan instagram dan Tiktok sebagai medan percakapan baru.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X