Rhenald Kasali Nilai Ancaman Badai Resesi Mulai Reda

- Minggu, 12 Februari 2023 | 19:01 WIB
Rhenald Kasali (INDOZONE/Asep Bidin Rosidin)
Rhenald Kasali (INDOZONE/Asep Bidin Rosidin)

Guru Besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Rhenald Kasali, mengungkapkan risiko resesi global, yang membayangi perekonomian dunia tahun ini, sudah mulai mereda. Merujuk pada pertemuan para ahli ekonomi dan pelaku yang sudah bertemu di Davos, Swiss, kata Rhenald, resesi tidak semengerikan seperti yang diduga sebelumnya.

Hal itu disampaikan Rhenald Kasali usai menjadi pembicara di seminar nasional yang digelar oleh Alumni Resimen Mahasiswa Universitas Indonesia (Iluni Menwa UI) bertajuk "Mengakselerasi Perubahan Melalui Inovasi dan Teknologi Menuju Indonesia Masa Depan”, di Rumah Perubahan Rhenald Khasali, Jatiwarna, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (12/2/2023).

“Situasi ekonominya badainya kelihatannya mulai mereda, para ahli ekonomi dan pelaku sudah bertemu di Davos, Swiss dan mengatakan ternyata tidak semengerikan seperti yang diduga sebelumnya, respons policy sudah lebih baik,” kata Rhenald, Minggu (2/2/2023).

-
Ilustrasi uang (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Baca Juga: Yahoo akan PHK Hampir Lebih dari 20% Karyawannya, Dipicu Restrukturisasi Perusahaan

Kendati demikian, kata Rhenald, di era ketidakpastian global, resesi masih bisa terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, dia menekankan agar pemerintah menjaga soal governance.

“Tapi, ini namanya era ketidakpastian dalam era ketidakpastian kita harus jaga terutama masalah governance,” ujarnya.

Rhenald menuturkan, tata kelola governance penting untuk dijaga. Sebab, kejadian di India telah menjadi pelajaran berharga, di mana perusahaan milik Gautam Adani, dituduh melakukan penipuan akuntasi yang berdampak sistemik pada perekonomian India.

“Governance ini tata kelola, kejadian di India itu telah memberikan pelajaran, ada perusahaan kalau dia mempunyai kecenderungan fraud atau scam, penipuan, manipulasi data itu akan mengakibatkan negara akan sangat repot dan menimbulkan efek yang sangat besar,” jelasnya.

Rhenald mengingatkan, di Indonesia juga ada perusahaan-perusahaan atau beberapa orang kaya yang berpotensi melakukan fraud atau penipuan. Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah untuk mengantisipasi potensi tersebut.

“Beberapa perusahaan Indonesia yang besar, beberapa orang kaya Indonesia ditenggarai di dalam media internasional mempunyai potensi fraud dan itu bisa menimbulkan kesulitan bagi negara untuk menangani masalah-masalah yang bisa berdampak seperti krisis di Amerika tahun 2008, itu yang harus kita jaga, mudah-mudahan ini tidak terjadi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Rhenald mengungkapkan ada tiga strategi agar Indonesia terhindar dari ancaman resesi dan potensi fraud. Ketiga strategi itu, yakni ESG (Environmental, Social, and Governance).

Kemudian Rhenald menegaskan, jangan main-main terhadap mereka yang berperilaku memanipulasi data, memanipulasi informasi dan tidak menjalankan governance dengan baik. Selain itu, pemerintah juga harus menjaga lingkungan.

Baca Juga: Pemkab Garut Ajak UMKM Cegah Ancaman Resesi 2023: Saatnya Beli Produk Lokal

“Lingkungan ini harus dipelihara karena dia bisa menimbulkan pandemi berulang-ulang. Kemudian, beri juga kesempatan bagi masyarakat kurang beruntung untuk menikmati kue ekonomi,” pungkas Rhenald.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X