Erick Thohir Bantah Pertamina dan PLN Bangkrut

- Senin, 6 Juni 2022 | 02:01 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berfoto dengan sejumlah peserta saat menghadiri acara Pembekalan Peserta Rekrutmen Bersama BUMN 2022. (ANTARA/Dhemas Reviyanto)
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berfoto dengan sejumlah peserta saat menghadiri acara Pembekalan Peserta Rekrutmen Bersama BUMN 2022. (ANTARA/Dhemas Reviyanto)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membantah bahwa PT Pertamina (Persero) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalami kebangkrutan.

Erick memastikan jika keuangan PLN dan Pertamina dipastikan membaik. Namun begitu, diakuinya terdapat catatan yang kerugian signifikan dari dua perusahaan milik BUMN tersebut.

Menurut Erick, kerugian Pertamina dan PLN ini terjadi setelah adanya lonjakan harga batu bara dan minyak mentah secara global. Komoditas ini merupakan bahan baku produksi kedua perseroan.

PLN dan Pertamina rela merugi demi tidak menaikkan tarif dua sektor energi tersebut, agar tidak menambah beban rakyat di tengah pandemi.

Adapun kerugian Pertamina mencapai Rp 191,2 triliun. Sementara PLN mengalami kerugian sebesar Rp71,1 triliun. Erick memastikan kerugian ini tidak membuat kedua BUMN ini menjadi bangkrut.

"Kemarin kan seakan-akan PLN dan Pertamina bangkrut, tidak," ungkap Erick saat ditemui wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (4/6/2022).

Sebelumnya, Erick telah menegaskan, Pemerintah tetap hadir melakukan intervensi di saat kondisi harga pangan dan energi meningkat seperti sekarang ini. Tujuannya, agar tidak menambah beban rakyat yang sudah berat di saat pandemi.

"Saya sudah sampaikan, tidak mungkin pemerintah dengan kondisi pangan dan energi seperti sekarang, pemerintah mendiamkan, tidak melakukan intervensi, tidak mungkin. pemerintah pastinya hadir. Tentu mekanisme kehadirannya melalui berbagai cara. Sebelumnya saat pandemi Covid-19 pemerintah menyediakan obat, vaksin gratis, dan sebagainya," kata Erick pada pertengahan Mei lalu.

-
Erick Thohir Bantah Pertamina dan PLN Bangkrut (Istimewa)

BACA JUGA: ETroopers dan Warga Parung Kadongdong Tanding Voli Usai Gotong Royong Bangun Lapangan

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mencatat defisit arus kas Pertamina mencapai US$ 2,44 miliar atau Rp 35,86 triliun. Defisit ini terjadi per Maret 2022 lantaran Pertamina tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada saat harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan.

Bahkan, sepanjang 2022 defisit kas Pertamina diperkirakan mencapai mencapai US$ 12,98 miliar atau setara Rp 191,2 triliun.

"Untuk Pertamina tadi kita lihat arus kas defisitnya estimasinya mencapai US$ 12,98 miliar," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Banggar DPR RI, Kamis lalu.

Untuk PLN, defisit ini diperkirakan akan mencapai Rp71,1 triliun. Kerugian ini karena imbas belum naiknya tarif listrik di tengah lonjakan harga komoditas batu bara.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan harga keekonomian kedua komoditas jauh lebih tinggi dibandingkan harga yang listrik dan BBM yang ditetapkan di pasar dalam negeri. Akibatnya, terjadi selisih harga yang tinggi.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X