Teror ke Tempat Ibadah Meningkat di Tahun 2019

- Minggu, 22 Desember 2019 | 16:26 WIB
Ilustrasi/ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Ilustrasi/ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Sepanjang tahun 2019 ini, ada berbagai kejadian teror yang melibatkan tempat ibadah. Mulai dari gereja, masjid, sinagoga, hingga kuil. Semua tempat ibadah dari berbagai agama menjadi sasaran para teroris.

Misalnya, di Thailand terjadi penyerangan di kuil Buddha oleh sekelompok pemberontak. Mereka membunuh kepala kuil dan seorang biksu dalam aksi tersebut. Kemudian, di Filipina 2 pelaku meledakkan bom bunuh diri di katedral Katolik Roma, di pulau Jolo, saat pelaksanaan misa.

Aksi teror tersebut membuat 23 orang tewas dan ratusan orang terluka. 3 hari berselang, seseorang melemparkan granat ke masjid terdekat dan menewaskan dua orang guru mengaji.

Yang paling menjadi sorotan adalah penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang menewaskan 51 orang. Penyerangan didasarkan atas kebencian terhadap Muslim.

Lalu, di Sri Lanka terjadi ledakan bom pada 21 April, tepatnya saat Minggu Paskah, di dua gereja katolik dan satu gereja Protestan.

Ada pula penembakan di Poway, California saat jemaat merayakan hari terakhir Passover. Pelaku menembak membabi buta dan menewaskan seorang anak perempuan, 2 pria, dan melukai rabi Chabad.

Pelaku yang bernama John T. Earnest mengungkapkan alasannya melakukan penembakan itu adalah untuk "menyelamatkan" orang-orang kulit putih dari orang Yahudi.

Karena itulah, adalah hal konyol mengatasnamakan agama tertentu untuk aksi teror. Gubernur California Gavin Newsom mengatakan bahwa tidak seorang pun harus merasakan takut untuk pergi ke tempat ibadah, dan tidak seorang pun harus menjadi target teror karena mempraktikkan ajaran agama.

Semoga aksi teror ini memberi pelajaran kepada kita, untuk tetap bersatu dan bukannya saling menyalahkan dan balas dendam.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

X