Ekonom: Pemerintah Tak Serius Majukan UMKM

- Jumat, 21 Agustus 2020 | 17:36 WIB
Pedagang memakai masker dan face shield saat merapikan dagangannya di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Senin (15/6/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)
Pedagang memakai masker dan face shield saat merapikan dagangannya di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Senin (15/6/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Obsesi pemerintah untuk menjadikan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas dan mendunia, dinilai hanya retorika dan tidak berbanding lurus pada kenyataan di lapangan. Hal ini dikarenakan, hingga saat ini pemerintah disebut masih lebih berpihak terhadap korporasi besar ketimbang UMKM. 

Hal itu disampaikan Ekonom Senior sekaligus Founder dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Hendri Saparini dalam diskusi virtual hari ini, Jumat (21/8/2020). 

Hendri mencontohkan, seperti pada saat pengadaan bantuan sosial berupa paket sembako untuk masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Menurutnya, jika pemerintah memihak pada UMKM, mengapa justru pemerintah memberi order paket sembako tersebut pada korporasi atau industri. Padahal sektor UMKM sebenarnya sangat mampu memenuhi kebutuhan paket sembako tersebut untuk dibagikan ke seluruh Indonesia.

Selain itu, kata Hendri, strategi pemerintah memulihkan ekonomi nasional yang terpuruk akibat pandemi terlihat berbeda dengan strategi membangkitkan UMKM . 

Hal itu terlihat dari tidak adanya peran UMKM dalam peta industri khususnya industri manufaktur. Kalaupun ada porsinya sangat kecil, sehingga sektor UMKM ini nyaris tidak terlihat perannya dalam pemulihan ekonomi.

"UKM tidak linkage dengan industri besar, ini terjadi karena memang desain kebijakannya seperti itu, starategi penguatan UMKM ada tapi tidak punya startegi yang terintegrasi dengan industri," ujar Hendri. 

Idealnya, lanjut Hendri, apabila pemerintah benar-benar ingin membangun UMKM sebagai kekuatan ekonomi rakyat, seharusnya UMKM dilibatkan dalam pemenuhan rantai pasok pada industri. Pemerintah perlu memberikan stimulus yang cukup dan sesuai bagi industri yang mau menggandeng UMKM ataupun stimulus bagi UMKM yang mampu mensuplai kebutuhan industri. 

Padahal, kata Hendri, UMKM menjadi salah satu sektor dengan kontribusi bagi PDB yang besar.

Parahnya lagi, saat ini justru banyak perusahaan BUMN yang justru mengandalkan bahan baku atau penolong impor untuk kebutuhan produksi. Padahal sebenarnya UMKM nasional banyak yang mampu mensuplainya.

"Kalau di Jepang itu UMKM jadi supporting industri otomotif jadi keduanya sama-sama di dukung pemerintah. BUMN kita harusnya jadi penghela juga," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X