Mabes Polri membeberkan asal muasal adanya Pasar Muamalah Depok yang membuat geger karena hanya bisa bertransaksi dengan dinar dan dirham. Usut punya usut ternyata pasar tersebut sudah berdiri sejak tahun 2014.
"Fakta-fakta yang disampaikan adalah pertama, keberadaan pasar di Jalan Tanah Baru, Depok, Jawa Barat yang digunakan sebagai kegiatan perdagangan atau bazar telah dilakukan sejak tahun 2014," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (3/2/2021)
Kombes Ramadhan menyebut pasar itu beroperasi pada hari Minggu per dua Minggu satu kali. Pasar itu buka pada pukul 10.00 sampai 12.00 WIB.
Baca Juga: Belum Ketemu, KNKT Tetap Cari CVR Sriwijaya SJ-182 Secara Manual di Dasar Laut
Pasar tersebut dikatakan Ramadhan berdiri di tanah milik Zaim Saidi. Pasar itu didirikan Zaim dengan persyaratan yang harus diikuti bagi para pedagang maupun pembelinya.
"Dibentuk oleh tersangka ZS untuk komunitas masyarakat yang ingin berdagang dengan aturan yang mengikuti tradisi pasar di zaman nabi seperti adanya pungutan sewa tempat dan transaksi pembayaran jual beli dengan menggunakan dirham dan dinar," beber Ramadhan.
Dinar maupun dirham itu sendiri disediakan oleh Zaim. Sebelum pembeli bertransaksi di pasar itu, pembeli lebih dulu menukar uang dengan dirham dan dinar yang tentunya dari penukaran itu Zaim mendapat keuntungan.
"Tersangka ZS menentukan harga beli koin dinar dan dirham tersebut sesuai harga PT Aneka Tambang ditambah 2,5 persen sebagai margin keuntungannya," kata Ramadhan.
Selain itu, tercatat ada belasan pedagang di pasar yang berlokasi di wilayah Depok tersebut. Mereka menjual berbagai dagangan mulai dari sembako, makanan, minuman hingga pakaian.
