Saat Macron Tuding Turki Ngajak Perang, Erdogan Pilih Urusi Korban Gempa 

- Selasa, 3 November 2020 | 16:23 WIB
Presiden Emmanuel Macron. (REUTERS/Gonzalo Fuentes), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (REUTERS/Huseyin Aldemir).
Presiden Emmanuel Macron. (REUTERS/Gonzalo Fuentes), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (REUTERS/Huseyin Aldemir).

Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang terkesan islamofobia membuat beberapa petinggi negara mayoritas Muslim, termasuk Recep Tayyip Erdogan yang mengecam sekaligus memboikot produk Prancis. Hal itu membuat Macron menuding Erdogan seolah memiliki sikap berperang.

Melansir AFP, Macron mendesak Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menunjukkan rasa hormat dan tidak berbohong serta tidak melontarkan hinaan. Ia meminta Erdogan menghotrmati Prancis dan Uni Eropa.

Tidak hanya itu, Macron juga menganggap Turki menunjukkan sikap berperang terhadap sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). 

"Turki memiliki sikap permusuhan terhadap sekutu NATO," katanya dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera yang disiarkan Sabtu (31/10/2020) lalu.

Sementara itu, Turki sendiri Jumat lalu tengah mengalami bencana besar setelah gempa bumi berkekuatan tinggi menghancurkan beberapa fasilitas di negara tersebut dan membuat beberapa orang kehilangan rumah. Alih-alih menanggapi hal itu, Erdogan lebih fokus untuk menangani gempa. 

Melansir Anadolu, Erdogan pun mengimbau kepada semua menteri, anggota parlemen, institusi, serta beberapa bada kesehatan dan penanggulangan bencana Turki untuk menyelamatkan korban gempa. Ia meminta semuanya fokus ke aksi penyelamatan di kota Izmir.

Selain itu, pemimpin Yunani Kyriakos Mitsotakis menawarkan Turki bantuan terkait gempa yang juga menimpa sebagian negaranya, khususnya Pulau Samos. Menurutnya, kedua negara ini perlu membangun konsolidasi yang baik dan fokus untuk menangani korban gempa.

Sebelumnya, Erdogan sempat mengatakan bila dunia saat ini tengah mengalami peperangan era baru. Khususnya yang berkaitan dengan demokrasi dan moral. 

Ia menyebut negara barat yang katanya demokratis saat ini malah semakin menurun dan menunjukkan fasisme, rasisme, dan xenophobia seolah menyindir kejadian yang terjadi baru-baru ini.

"Mereka yang mencoba membela keburukan yang ditampilkan terhadap nabi suatu agama dan penguasa suatu negara di bawah kedok kebebasan, kebanyakan merusak konsep demokrasi,” ucap Erdogan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X