Banyak Warga Desa Salah Paham New Normal, Ganjar: Pokoknya Dianggap Sudah Bebas

- Sabtu, 13 Juni 2020 | 12:35 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng)
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng)

Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan, banyak warga desa yang keliru memahami istilah new normal atau normal baru.

"Seolah-olah sudah new normal, (padahal) ora ngerti artine new normal pokoknya artinya (dianggap) sudah bebas," kata Ganjar dalam diskusi secara daring bertajuk "Tata Kehidupan Jejaring (Gotong Royong dan Empati) dalam Menghadapi COVID-19" yang dipantau di Yogyakarta, Jumat (12/6/2020).

Ia juga menambahkan, banyak warga desa yang enggan mematuhi aturan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan jaga jarak. Warga desa kata Ganjar menganggap bahwa virus corona hanya ada di kota-kota saja.

Kondisi itu kata Ganjar sering ditemukan anggota Jogo Tonggo saat melakukan sosialisasi mengenai pencegahan corona.

-
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. (ANTARA/Wisnu Adhi)

"Mereka teriak-teriak mengingatkan tetapi lama-lama juga jeleh (bosan) juga karena tingkat kengeyelannya tinggi," kata Ganjar.

Itulah sebabnya, menurut Ganjar sosialiasasi harus terus dilakukan dengan melibatkan SDM dari komponen masyarakat desa melalui program Jogo Tonggo.

Penggalakan program itu ucap Ganjar, memanfaatkan modal sosial berupa solidaritas dan gotong royong yang selama ini telah terbentuk di tengah masyarakat.

-
Petugas melakukan pemeriksaan suhu tubuh warga yang akan memasuki Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) di Solo, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Lewat program itu, komponen masyarakat desa dilibatkan dengan didirikan Satgas Jogo Tonggo untuk dukung berbagai kegiatan sosial, ekonomi, kesehatan, hingga hiburan di lingkungan mereka.

"Kekuatan yang ada di bawah kita gerakkan sehinga tidak melulu dikendalikan pemerintah karena kalau masyarakat hanya diberi BPNT (bantuan pangan nontunai) belum tentu persoalan selesai," sambungnya.

Ganjar menjelaskan, Satuan Tugas Jogo Tonggo melibatkan lebih dari 1,3 juta kader PKK, lebih dari 500.000 dasa wisma, 230.000 satlinmas, 228.000 kader posyandu, 55.000 kelompok tani, dan 39.000 kader pemberdayaan masyarakat desa yang dibentuk dari Pemprov Jawa Tengah.

Tak hanya itu, Satuan Tugas Jogo Tonggo juga terdiri dari 7.527 bidan desa, 3.370 pendamping desa, 8.229 gapoktan, 1.123 tagana, 5.413 penyuluh swadaya, 540 tenaga kesejahteraan sosial di level kecamatan untuk pendataan, sukarelawan desa, tokoh masyarakat, perangkat desa, para ulama, dan tokoh agama.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X