Panas! Ungkit Tragedi Ahmadiyah, Politikus Demokrat Serang Balik Moeldoko, 'Fosil Fasis'

- Senin, 29 Maret 2021 | 16:22 WIB
Kolase foto Rachland Nashidik dan Moeldoko (Antaranews)
Kolase foto Rachland Nashidik dan Moeldoko (Antaranews)

Politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik menyebut Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko sebagai fosil fasis. 

Dia menuding Moeldoko pernah berperan mengintimidasi kelompok Ahmadiyah semasa aktif sebagai prajurit TNI.

Hal ini disampaikan Rachland melalui akun @RachlanNashidik, Senin (29/3/2021).

Rachland juga menuding Moeldoko pernah mendatangi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kala itu menjabat Ketua Umum Partai Demokrat.

Menurut Rachland, maksud kedatangan Moeldoko ini untuk menyodorkan Marzuki Alie sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat. 

Namun kini, sambung Rachland, baik Moeldoko maupun Marzuki justru berkolaborasi 'mengambil' secara paksa kepengurusan partai tersebut. 

"Moeldoko ini fosil fasis. Di jaman demokrasi dan TNI tak berpolitik, dia dituding gunakan tentara mengintimidasi jemaat Ahmadiyah. Berseragam lengkap Panglima TNI, dia datangi SBY untuk usul Marzuki Alie jadi Sekjen Demokrat. Kini sebagai KSP, dia berkomplot ambil paksa Demokrat," tulis Rachland.

Pada kicauan sebelumnya, Rachland juga mengungkap dugaan peran Moeldoko dalam Operasi Sajadah terhadap kelompok Ahmadiyah di Cikeusik, Banten.

"Moeldoko, dulu Pangdam Siliwangi, diduga bertanggungjawab atas 'Operasi Sajadah', 2011. Tentara dibawahnya dituding mengintimidasi, memaksa dengan kekerasan, pengikut Ahmadiyah di Cikeusik berpindah keyakinan. Kini Moeldoko mau kuliahi kita kebhinekaan? Dia bukan jenderal kanan?" tulisnya.

Rachland juga mengungkap sepenggal perjalanan karir Meoldoko pascaperistiwa intimidasi terhadap kelompok Ahmadiyah tersebut.

"Agustus 2011, kemungkinan besar akibat Operasi Sajadah itu, Moedoko dicopot dari Pangdam Siliwangi. Tak sampai setahun dia memimpin TNI di Jabar. Baru pada 2013, konon atas jasa Jendral Pramono Edhie Wibowo, Moeldoko diberi maaf SBY dan diangkat jadi Kepala Staf Angkatan Darat," tulisnya.

Oleh karena itulah, menurut Rachland, sikap Moeldoko kini begitu menyakiti SBY.

"Bisa dimaklumi SBY begitu terpukul. Karir Moeldoko harusnya tamat akibat Operasi Sajadah. Dia dicopot dari Pangdam Siliwangi dan dua tahun diparkir. Atas jasa Jenderal Pramono Edhie, SBY memberinya second chance. Mengangkat jenderal tak kenal budi ini jadi KSAD dan Panglima TNI," tulis Rachland.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X