Rekor Baru Jumlah Kasus Virus Corona di Dunia, Meningkat Hingga 212 Ribu Kurun 24 Jam

- Minggu, 5 Juli 2020 | 12:43 WIB
 Seorang dokter didampingi perawat memeriksa pasien yang diduga terinfeksi virus corona dalam simulasi penanganan kasus infeksi virus corona di ruang isolasi khusus RSUD Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (1/2/2020). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Seorang dokter didampingi perawat memeriksa pasien yang diduga terinfeksi virus corona dalam simulasi penanganan kasus infeksi virus corona di ruang isolasi khusus RSUD Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (1/2/2020). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencatat terjadi peningkatan kasus infeksi Coronavirus Disease 19 (Covid-19) secara global.

Kurun 24 jam terakhir, terjadi peningkatan sebanyak 212.326 kasus di dunia pada Sabtu (4/7/2020). Jumlah ini lebih banyak 20.000 kasus dari catatan sebelumnya, sehingga dinyatakan sebagai yang tertinggi sejak awal pandemi itu mewabah.

Dilansir dari mirror.co.uk, sejumlah negara yakni Amerika Serikat, Brasil dan India tercatat mengalami kenaikan kasus virus corona terbesar.

Sebelumnya, angka harian tertinggi untuk kasus baru virus itu adalah 189.077, dicatat pada 28 Juni 2020 lalu.

Terdapat lebih dari 11 juta kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia sejauh ini dengan perkiraan 525.000 di antaranya berujung kematian. 

Menurut WHO, sebanyak 5.134 kematian dicatat dalam 24 jam terakhir pada Sabtu (4/7/2020).

Di Amerika Serikat, terdapat 53.213 kasus infeksi baru kurun 24 jam terakhir. Kemudian di Brasil terjadi 48.105 kasus dan India sebanyak 22.771 kasus. Sedangkan Inggris telah mengkonfirmasi 519 kasus baru.

Pihak berwenang Spanyol kembali meberaplan lockdown terhadap 200.000 penduduk setelah lonjakan kasus terjadi di Catalonia. 

Warga El Segria, termasuk kota kuno Lleida, telah di-lockdown dengan pemblokiran jalan. Hal ini bertujuan untuk menekan penyebaran yang lebih luas.

"Perhatian harus diambil ketika menafsirkan semua data yang disajikan," tulis laporan terbaru WHO.

"Diharapkan ada perbedaan antara produk-produk informasi yang diterbitkan oleh WHO, otoritas kesehatan masyarakat nasional, dan sumber-sumber lain menggunakan kriteria inklusi yang berbeda dan waktu cut-off data yang berbeda," sambung mereka.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa pandemi ini masih jauh dari selesai. Para ahli juga takut terjadinya gelombang kedua wabah yang mematikan. 

"Virus ini tidak akan hilang untuk waktu yang lama. Tidak ada satu pun orang yang percaya melihat langkah berikutnya yang bebas risiko. Kita harus benar-benar serius tentang itu," ujar Kepala petugas medis Inggris, Profesor Chris Whitty.

Whitty memprediksi gelombang kedua wabah virus Corona sangat mungkin direduksi karena penerapan lockdown.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X