FOTO: AS Membara Bagai Medan Perang, Buntut Kegeraman Warga atas Meninggalnya Floyd

- Jumat, 29 Mei 2020 | 14:40 WIB
Demonstrasi di Minneapolis usai George Floyd meninggal karena polisi (REUTERS/Carlos Barria)
Demonstrasi di Minneapolis usai George Floyd meninggal karena polisi (REUTERS/Carlos Barria)

Insiden meninggalnya George Floyd, seorang pria kulit hitam yang menghembuskan nafas di bawah himpitan kaki seorang polisi, membuat Amerika Serikat membara.

Warga Minneapolis turun ke jalan dan melakukan protes dengan cara yang anarkis. Kantor polisi dibakar oleh massa yang marah. Tidak ada polisi yang terluka, namun setengah dari gedung habis terbakar.

"Para demonstran memaksa masuk ke dalam kantor polisi dan kemudian menyulut api," kata John Elder, Direktur Departemen Kantor Penerangan Masyarakat Minneapolis.

Pada foto-foto yang beredar, kondisi kota begitu kacau balau. Mobil dan gedung terbakar, asap pekat memenuhi udara. Minneapolis bagaikan kota yang diamuk perang bertahun-tahun.

-
Kerusuhan di Minneapolis (REUTERS/Adam Bettcher)

Selain pembakaran, massa juga menjarah supermarket dan mengambil barang-barang apa saja.

Untuk mengatasi massa, Garda Nasional diterjunkan. Mereka akan mengamankan properti dan mengawal demonstrasi berjalan dengan aman. Garda Nasional sendiri merupakan tentara cadangan AS untuk mengamankan kondisi dalam negeri.

"Kita telah mengaktifkan lebih dari 500 personel ke St.Paul, Minneapolis dan sejumlah wilayah di sekitarnya. Misi kami adalah melindungi masyarakat, mengamankan properti dan menjaga agar demonstrasi berjalan aman," cuitan akun Garda Nasional Minnesota.

-
Kerusuhan di Minneapolis (REUTERS/Carlos Barria)

Polisi sebelumnya sudah berupaya membubarkan massa dengan tembakan gas air mata, namun jumlah massa justru semakin bertambah.

Tidak hanya Minneapolis, aksi demonstrasi menjalar ke kota lain seperti Los Angeles, New York, dan Denver. Diperkirakan, akan ada protes lanjutan di Chicago, Illinois, California, Memphis dan Tennessee.

-
Kerusuhan di Minneapolis (REUTERS/Carlos Barria)

Semua peristiwa ini bermula dari kematian George Floyd (46). Seorang polisi menghimpit lehernya dan membuat Floyd berkali-kali berkata "Saya tidak bisa bernapas".

Padahal, Floyd sudah diborgol dalam penangkapan yang diduga karena dia menggunakan uang palsu US$20 di sebuah toko. Dia juga tidak memberontak, namun polisi mengklaim Floyd sempat melawan.

Karena itulah, polisi tidak mengendurkan himpitannya hingga Floyd kaku tak bergerak. Di rumah sakit, pria itu dinyatakan tewas. Aksi arogan polisi ini yang kemudian memicu kemarahan di AS.

Halaman:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X