Importir Keluhkan Perbedaan Logo Sertifikasi Halal Produk Indonesia 

- Senin, 2 Desember 2019 | 14:23 WIB
Gudang Produk Indonesia di Korsel. (Kemendag).
Gudang Produk Indonesia di Korsel. (Kemendag).

Kementerian Perdagangan blusukan di Korea Selatan, untuk menemukan solusi sehingga dapat memperlancar proses ekspor. Apalagi, Indonesia dan Korsel tengah menuju penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (IK-CEPA).

Salah satu perusahaan asal Korea Selatan Hanapia, memaparkan mengenai kendala dalam proses impor produk dari Indonesia ke Korea Selatan, terutama makanan dan minuman (mamin), baik dari produsen besar maupun produksi usaha kecil dan menengah (UKM) terutama kualitas produk yang perlu memenuhi standar keamanan produk pangan olahan Korsel.

Pemilik Hanapia Jae Yeon Hwang mengatakan, selain kendala tersebut, juga ada kendala standar halal Korsel, standar ISO, serta adanya penggunaan bahan dalam produk mamin yang tidak familiar bagi bangsa Korea, seperti cincau.

Selain itu, lanjut ia, perbedaan logo sertifikasi halal dari berbagai daerah Indonesia ternyata juga dapat menjadi kendala proses masuknya mamin Indonesia ke Korsel.

Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag Ari Satria mengatakan, hal yang bisa dilakukan pihaknnya, salah satunya yaitu dengan melakukan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD) dengan para pemangku kepentingan terkait untuk menyampaikan kendala yang ditemukan sekaligus langkah penyelesaian kendala tersebut.

"Kendala yang dihadapi akan berbeda di negara lain dan dengan komoditas lain. Sehingga diperlukan sinergi baik di dalam Kemendag maupun dengan Kementerian/Lembaga dan para pemangku kepentingan terkait,” ujarnya dalam keteranganya, Senin (2/12).

Kendala lainnya untuk memasukan produk Indonesia ke Korea Selatan, adalah produsen Indonesia yang tidak siap memasok produk makanan dan minumannya, sehingga pada saat ada permintaan dari importir, stok tidak tersedia. 

"Akan sangat disayangkan jika produk tersebut sudah mulai dikenal dan diminati masyarakat Korsel, namun ketika ada permintaan order selanjutnya, produsen itu tidak memiliki stok. Hal ini perlu menjadi perhatian para eksportir dan produsen Indonesia agar ekspornya bisa terjaga," katanya.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X