IMF Ramalkan Resesi Ekonomi Dunia, Ini Respon Pemerintah

- Jumat, 27 Maret 2020 | 10:14 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Instagram/@smindrawati).
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Instagram/@smindrawati).

Indonesia merespon cepat ramalan Dana Moneter Internasional (IMF) tentang kemungkinan perlambatan ekonomi dunia yang akan menyeret negara-negara di dunia ke jurang resesi atau krisis keuangan. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kebijakan moneter maupun fiskal telah diambil pemerintah Indonesia, untuk meredam dampak penyebaran virus corona (Covid-19), baik bagi masyarakat kelas bawah, hingga dunia usaha yang juga mengalami perlambatan. 

"Untuk Indonesia, kita lakukan seluruh instrumen bersama BI OJK dan seluruh instrumen. Beberapa yang sudah dilakukan, relaksasi seluruh moneter dan fiskal policy," ujar Sri Mulyani dalam video conference Kamis malam, (26/3/2020). 

"Kita memfinalkan paket yang sudah disampaikan kementerian dan pemda untuk memformulasikan kebijakan fiskal yang tepat termasuk paket ketiga atau paket keseluruhan untuk bisa mendukung penanganan Covid-19," tambahnya.

Kebijakan-kebijakan pemerintah untuk meredam dampak ekonomi, sambung Sri Mulyani, terus dimatangkan pemerintah, termasuk dengan rencana bergulirnya stimulus ketiga untuk menguatkan daya beli masyarakat kelompok bawah. 

"Kita sedang lakukan formulasi untuk dukung kelompok itu. Sebentar lagi disampaikan di sidang kabinet. Dan ini tentu menambah defisit APBN. Kita sudah bertemu DPR, apabila defisit di atas 3%, maka kita lakukan relaksasi dalam batasan defisit. Ini yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meminimalkan dampak," ungkap Sri Mulyani. 

Sebagaimana diketahui, IMF sebelumnya memprediksi bahwa pandemi virus corona akan menyebabkan resesi global pada 2020 dan bisa lebih buruk dari krisis keuangan global 2008-2009. Tetapi output ekonomi dunia akan pulih kembali pada 2021.

Managing Director IMF, Kristalina Georgieva, mengapresiasi kebijakan fiskal luar biasa yang telah diambil banyak negara untuk meningkatkan sistem kesehatan dan melindungi perusahaan serta pekerja yang terkena dampak virus corona. Demikian juga dengan langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter. 

"Bahkan lebih banyak kebijakan dibutuhkan, terutama di bidang fiskal," katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (24/3/2020). 

Georgieva menyampaikan pandangan baru itu setelah bertemu dengan para menteri keuangan dan bank sentral dari Kelompok G20 yang setuju tentang perlunya solidaritas di seluruh dunia. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X