Mereka yang Berlebaran di Angkasa dan Menunda Bertemu Keluarga

- Jumat, 7 Juni 2019 | 10:50 WIB
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Ternyata, tidak semua umat Muslim di dunia bisa menikmati momen Lebaran dengan berkumpul bersama keluarga tercinta. Salah satu alasannya karena harus tetap menunaikan tugas. 

Hal itu umumnya dirasakan oleh mereka yang berprofesi di bidang jasa untuk melayani masyarakat, termasuk pilot dan pramugari saat frekuensi penerbangan meningkat.

Masa ramai atau disebut peak season ketika Lebaran adalah hal mustahil bagi pilot dan pramugari untuk liburan. Tak jarang, mereka mengorbankan momen kebersamaan dengan keluarga demi mengantarkan para pemudik ke kampung halaman.

Salah satu pilot maskapai Batik Air Captain Maherda Ekananda mengatakan bahwa seperti itulah memang risiko pekerjaan. Namun, dia mengaku tidak masalah dengan hal tersebut. Bahkan, di tahun ke delapan masa karirnya sebagai penerbang, baginya sudah biasa berlebaran di atas awan.
-
(Source: ANTARA/Juwita Trisna Rahayu)
"Salah satu pengalaman paling pertama. ketika malam takbiran saya harus terbang sampai pukul setengah satu pagi," kata Maherda.

"Malam takbir itu terasa berbeda, biasanya bersahut-sahutan ramai. Kali itu justru sepi, tapi bisa lebih terasa hikmat," lanjutnya.

Dalam sehari, Captain Maherda bisa mengoperasikan hingga empat penerbangan. Namun, dia tetap bersyukur bisa menunaikan salat Idulfitri di tengah padatnya jadwal.

Menurutnya, tidak ada perbedaan signifikan ketika hari biasa dengan masa ramai Lebaran. Keduanya tetap menuntutnya untuk mengutamakan keselamatan penumpang. Dia harus lebih fokus dan waspada, hingga memastikan tidak ada yang berkurang dalam aspek keselamatan penerbangan.

“Biasanya awal atau pertengahan puasa, tingkat ketelitian harus lebih tinggi karena orang berpuasa bisa mengurangi fokus. Jadi tingkat kewaspadaan bisa berkurang. Akan lebih banyak orang yang lengah, sementara pekerjaan ini menuntut ketelitian tinggi,” katanya.

Meskipun harus berkorban tidak bertemu keluarga saat hari raya, Captain Maherda mengaku bangga bisa mengantarkan penumpang bertemu dengan keluarganya.

“Jadi kalau orang pada mudik, kita sering nonton saja, tapi kita sudah biasa. Justru kalau mudik itu suasananya lebih ceria mulai dari bandara, banyak anak-anak dan banyak yang memakai baju bagus,” ujar Maherda.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X