Masjid Disemprot Water Canon, Pemimpin Hong Kong Minta Maaf

- Selasa, 22 Oktober 2019 | 11:42 WIB
Jeremy Tam/Civic Party/REUTERS
Jeremy Tam/Civic Party/REUTERS

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam pada Senin (21/10), meminta maaf ke publik atas insiden anggota kepolisian yang menyemprotkan air berwarna biru dan berbau dari water cannon ke arah Masjid Kowloon. Penyemprotan water cannon oleh petugas kepolisian ini dilakukan untuk menghentikan aksi unjuk rasa di areal wisata dan bisnis Tsim Sha Tsui.

Usai menyampaikan permintaan maaf, Lam menyempatkan diri untuk mengunjungi Masjid Kowloon. Masjid ini menjadi salah satu bangunan suci umat Muslim terbesar di Hong Kong. Ini dilakukan Lam sebelum ia bertolak ke Jepang untuk menghadiri upacara naik tahta Kaisar Naruhito di Tokyo. Saat itu, warga Hong Kong tengah membersihkan noda dan kotoran dari aksi unjuk rasa pada malam sebelumnya.

-
REUTERS/Stringer

Unjuk rasa pada Minggu (20/10) itu menjadi insiden terbaru yang terjadi di Hong Kong sejak wilayah itu jatuh pada krisis politik dalam lima bulan terakhir. Pada hari inilah aparat kepolisian menyemprotkan air dari water cannon untuk membubarkan pengunjuk rasa. Namun bukan air biasa yang disemprotkan ke massa, melainkan cairan berwarna biru.

Cairan berwarna biru itu sampai menodai gerbang dan anak tangga menuju Masjid Kowloon, salah satu tempat ibadah utama di Hong Kong yang menjadi lokasi beberapa orang berkumpul, termasuk di antaranya para wartawan. Bahkan noda biru dari water cannon itu masih membekas di jalan depan masjid di saat para umat Muslim datang untuk shalat jamaah pada Senin.

-
Information Services Department/Handout via REUTERS

Dengan mengenakan syal, Lam menyampaikan permintaan maafnya ke para pemimpin umat Islam di Hongkong, kata juru bicara Lam. Kepala Imam masjid, Muhammad Arshad, menyampaikan bahwa permintaan maaf Lam "diterima", dan komunitas Islam di Hong Kong berharap masyarakat dapat kembali hidup damai.

Sementara itu, aparat kepolisian yang menyemprotkan air dari water cannon mengatakan bahwa pihaknya tidak sengaja menodai gerbang masjid dengan cairan biru. Petugas kepolisian kemudian mengatakan bahwa mereka "menghormati kebebasan beragama dan akan melindungi seluruh tempat ibadah" di Hong Kong.

Di sisi lain, di sekitar Semenanjung Kowloon, beberapa demonstran membakar pertokoan dan menggambar grafiti di jalan di tengah bentrok dengan anggota kepolisian.

-
REUTERS/Umit Bektas

Ketegangan yang terjadi di Hong Kong sempat reda selama dua minggu, tetapi kondisi kembali memanas setelah demonstran bentrok dengan polisi pada Minggu. Unjuk rasa pada Minggu yang dihadiri oleh puluhan ribu orang ini menunjukkan dukungan kepada aksi anti-pemerintah di Hong Kong yang semakin menguat.

Demonstran yang terdiri dari anggota keluarga dan orang lanjut usia turun ke jalan untuk mengikuti aksi protes damai di Hong Kong. Para demonstran ini datang dengan menggunakan masker dan payung untuk menyembunyikan wajah sebagai bentuk protes terhadap aturan anti-masker yang disahkan pada bulan ini untuk membatasi demonstrasi.

-
REUTERS/Tyrone Siu

Di sisi lain, kelompok yang lebih keras, terdiri dari anak muda, masih terus terlibat bentrok dengan anggota kepolisian. Aksi demonstrasi mereka ditargetkan pada bank dan pertokoan yang dinilai punya hubungan dengan China. Tak hanya itu, para pengunjuk rasa juga merusak pintu depan toko, menyalakan api di areal perbelanjaan serta pusat bisnis di Nathan Road, pusat Semenanjung Kowloon.

Para demonstran yang melakukan unjuk rasa ini meminta hak memilih secara universal, serta penyelidikan independen terhadap aksi brutal kepolisian, serta pengampunan atau amnesti terhadap para demonstran yang kena pidana. Mereka juga meminta otoritas Hong Kong agar berhenti menyebut para pengunjuk rasa sebagai perusuh.

-
REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Aksi protes yang sudah terjadi sejak bulan Juni ini membuat lebih dari 2.600 orang ditahan. Bahkan sebagian besar tahanan terdiri dari anak-anak di bawah usia 18 tahun. Tak hanya itu, selama demonstrasi berlangsung, ada dua pengunjuk rasa yang ditembak dan lainnya mengalami luka-luka.

Banyak warga Hong Kong yang protes dengan upaya Pemerintah China untuk membatasi kebebasan di kota semi otonom itu. Hal ini terjadi sejak Pemerintah China mengambil alih kekuasaan di Hong Kong dari Inggris pada 1997, Beijing menerapkan sistem "satu negara, dua sistem" di wilayah tersebut.

Unjuk rasa yang terjadi pada Minggu berlangsung setelah pada pekan lalu otoritas Hong Kong menyampaikan pidato kebijakan tahunannya. Dalam pidato itu, Lam mengatakan bahwa ia berupaya untuk meredakan ketegangan dengan mencari cara mengatasi masalah tempat tinggal yang kian langka di Hong Kong.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X