Ahli Minta Hentikan Hoaks Soal Rokok Elektrik

- Selasa, 8 Desember 2020 | 15:31 WIB
Ilustrasi rokok elektrik. (Pexels/Renz Macorol)
Ilustrasi rokok elektrik. (Pexels/Renz Macorol)

Para ahli yang terdiri dari 33 akademisi memaparkan penelitian tentang produk nikotin alternatif atau rokok elektrik. Dalam acara The E-Cigarette Summit 2020 yang berlangsung secara virtual pada 3–4 Desember 2020, mereka mengatakan diperlukan penelitian yang kredibel untuk menyusun kebijakan agar manfaat produk nikotin alternatif diketahui masyarakat luas.

Namun informasi tersebut disebut oleh para ahli terbentur dengan banyaknya informasi palsu atau hoaks tentang rokok elektrik.

“Produk nikotin alternatif sudah mengalami perkembangan, sehingga dapat memberikan sensasi nikotin yang sama dengan rokok, tetapi lebih rendah risiko. Walaupun demikian, maraknya kampanye anti rokok elektrik yang tidak berlandaskan bukti ilmiah justru menjadi penghambat upaya pengurangan angka perokok,” kata Profesor Peter Hajek dari Queen Mary University.

Senada dengan Profesor Peter Hajek, Profesor Steven A. Schroeder dari University of California mengatakan bahwa kunci kesuksesan untuk mengendalikan tembakau adalah bukti-bukti ilmiah terkait bahaya rokok konvensional dan pengurangan risiko dari produk rokok elektrik.

Namun ia menyesalkan banyaknya pemangku kepentingan yang menyebarkan berita palsu terkait rokok elektrik.

BACA JUGA: Peristiwa Penting 8 Desember: Penemuan Asteroid hingga Penembakan John Lennon

“Para pemangku kepentingan hendaknya tidak mengorbankan integritas ilmiah demi kepentingan sesaat. Menyebarkan berita palsu terkait rokok elektrik sama saja dengan merusak kredibilitas ilmiah dan moral kita,” kata Schroeder.

Selain itu, Profesor Ray Niaura dari New York University mengatakan penetapan agenda yang komprehensif untuk penelitian terkait bahaya tembakau sangat diperlukan untuk menjawab mitos-mitos terkait rokok elektrik. Salah satunya adalah mitor tentang rokok elektrik yang disebut tidak dapat membantu perokok untuk berhenti.

"Padahal, penelitian terbaru uji acak terkontrol pada 2019 mengungkapkan bahwa rokok elektrik lebih efektif dalam membantu pengguna untuk mengurangi kebiasaan merokok jika dibandingkan nicotine replacement therapy (NRT)," kata Ray.

Sesi diskusi tersebut juga membahas pentingnya akses pengguna produk nikotin terhadap alternatif-alternatif yang lebih rendah risiko. Profesor Caitlin Notley dari University of East Anglia mengatakan penelitian yang dia lakukan menunjukkan bahwa rasa yang terkandung di dalam e-liquid adalah salah satu faktor utama yang mempermudah para perokok beralih ke produk yang lebih rendah risiko.

"Maka dari itu, kebijakan yang melarang sirkulasi e-liquid di masyarakat, justru dapat mempersulit suatu populasi untuk mencapai target pengurangan prevalensi merokok," kata Caitlin.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X