Ini yang Membedakan Warga Indonesia dengan Tiongkok Menghadapi Corona

- Sabtu, 23 Mei 2020 | 12:51 WIB
Petugas Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan menunjukkan peti mati dengan menggunakan APD saat sosialisasi bahaya COVID-19 di depan TPU Tanah Kusir, Jakarta, Jumat (22/5/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)
Petugas Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan menunjukkan peti mati dengan menggunakan APD saat sosialisasi bahaya COVID-19 di depan TPU Tanah Kusir, Jakarta, Jumat (22/5/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Karantina wilayah atau lockdown di Kota Wuhan, Tiongkok, tempat wabah pandemi virus corona (Covid-19) berasal, telah dicabut secara bertahap pada 8 April 2020 lalu. 

Sebagai langkah awal, larangan perjalanan di seluruh provinsi Hubei, di mana Wuhan berada, dicabut mulai tengah malam pada hari Selasa (31/3/2020) lalu bagi penduduk yang sehat.

Satu kasus virus baru di Wuhan dilaporkan pada hari Selasa (24/3/2020) lalu, setelah hampir seminggu tidak ada kasus baru yang muncul.

Sementara negara-negara di seluruh dunia tengah sibuk memerangi virus corona dengan melakukan lockdown atau memberlakukan pembatasan yang ketat.

-
Petugas Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan menunjukkan peti mati dengan menggunakan APD saat sosialisasi bahaya COVID-19 di depan TPU Tanah Kusir, Jakarta, Jumat (22/5/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

 

Lalu, apa sebenarnya yang melatarbelakangi keberhasilan Wuhan dan Tiongkok dalam mengatasi pandemi corona? 

Psikolog Mira Amir berpendapat, hal yang fundamental atau paling dasar yang dimiliki masyarakat Wuhan dan Tiongkok, yang mana hal itu sepertinya kurang dimiliki oleh masyarakat Indonesia adalah rasa empati terhadap sesama, bahkan rasa empati terhadap para penderita, termasuk juga tenaga medis yang jadi garda terdepan penanganan corona di Indonesia. 

Kurangnya rasa empati tersebut yang kemudian membuat masyarakat Indonesia seolah tidak takut melawan perintah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga bersikap acuh untuk tidak menjaga social distancing dan tetap berani berkerumun di mall hanya demi membeli sepotong pakaian baru untuk Lebaran, yang bahkan lebaran pun tidak bisa pergi kemana-mana. 

"Memang dari awal sejak terjadi pandemi ini, jika dibandingkan dengan Tiongkok, saya pribadi memang menilai agak berat ya kalau di Indonesia. Karena tingkat disiplin masyarakat kita rendah banget. Perilaku ini, dirumah saja, itu butuh disiplin yang tinggi. Masyarakat kita masih mudah di provokasi, mudah terhasut hoaks, dan satu lagi, empati kita rendah," ujar Mira kepada Indozone, saat dihubungi, Sabtu (23/5/2020). 

-
Petugas Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan menunjukkan peti mati dengan menggunakan APD saat sosialisasi bahaya COVID-19 di depan TPU Tanah Kusir, Jakarta, Jumat (22/5/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

 

Mira menambahkan, hal yang menjadi pembeda dan sangat mencolok antara Tiongkok dan Indonesia, yaitu kultur masyarakat Indonesia yang cenderung kurang berempati. 

"Saya menilai empati kita itu rendah, jangankan membayangkan teman2 nakes (tenaga kesehatan) yang punya keluarga, yang berbulan-bulan mungkin sudah gak ketemu sama anaknya, boro-boro meluk, pulang saja gak bisa dan harus tinggal di wisma atau apa. Jangankan itu, ngebayangin teman-teman Nakes 8 jam pakai APD, gak bisa minum, gak bisa ke toilet, saya gak cukup empat jempol untuk mereka," tuturnya. 

Mira pun mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk bisa lebih berempati terhadap perjuangan para tenaga kesehatan, salah satunya dengan mentaati protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah. Disiplin dalam menjaga social distancing saja menurutnya adalah sebagai suatu bentuk penghargaan terhadap perjuangan para tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan penanganan Covid-19. 

"Jadi tolonglah teman-teman, coba dipikirkan lagi, masa demi sepotong daster saja, rasa empati kita terhadap teman-teman nakes bisa luntur begitu saja. Padahal semua media, pejabat, itu all out untuk mengkampanyekan tetap di rumah," pungkasnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X