Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah berencana untuk menjalin kerja sama investasi, antara Jepang dan Tiongkok dalam proyek Kereta Cepat Bandung-Surabaya.
Arya Sinulingga selaku staf Khusus Menteri BUMN mengatakan, kerja sama itu bisa terwujud karena sudah terjadi di sejumlah negara, salah satunya ialah Filipina.
"Di beberapa negara itu terjadi Jepang kerja sama dengan China untuk bikin keretanya, misalnya di Filipina," ujar Arya via teleconference, Selasa (2/6/2020).
Nantinya, rel Kereta Cepat Bandung-Surabaya akan dibuat seperti halnya jalur selatan yang dibuat oleh Filipina. Proyek yang dibangun di jalur selatan ini, dimaksudkan agar lebih menguntungkan secara investasi.
"Ini yang sedang kami hitung-hitung, bagaimana supaya efisien. Supaya efisien jalurnya gemuk juga. Ya kan bisa nyambung tuh Jakarta-Bandung, Bandung- Surabaya kami carilah yang gemuk-gemuk supaya bisa ngangkut (banyak penumpang) sekalian," jelasnya.
Sebelumnya, Menhub Budi Karya menjelaskan, dalam jangka panjang, jalur Kereta Cepat Bandung-Surabaya akan diteruskan hingga Surabaya lewat jalur selatan.
Ia menjelaskan, proyek itu akan mengakomodasi kebutuhan transportasi penduduk di Jawa bagian selatan seperti Garut, Tasikmalaya, Purwokerto, Yogyakarta, hingga Solo.
"Kalau proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini sukses, maka sesuai rencana awal akan bisa berlanjut sampai Surabaya melalui jalur selatan Pulau Jawa," ujar Budi saat meninjau kemajuan pembangunan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung di Rancaekek, Jawa Barat, Minggu (23/2/2020) dikutip dari ANTARA.