Setelah dikritik netizen karena menyebut foto Gunung Gede Pangrango karya Ari Wibisono yang dipotret dari Kawasan Kemayoran, DKI Jakarta adalah hasil tempelan, fotografer Arbain Rambey akhirnya memberi penjelasan.
Berdasarkan analisa Arbain Rambey, foto tersebut telah melalui proses editan yang 'parah' di bagian background. Menurutnya, perspektif gunung ke foreground tidak nyambung dengan perspektif mobil-mobil yang tampak.
"Perspektif gunung ke foreground gak nyambung dgn perspektif mobil2 yg tampak. Gunung ke foreground itu compactionnya gila2an (tele panjang buanged). Sedangkan perspektif mobil2 itu tampak pakai tele pendek," kata Arbain melalui akun Twitter-nya, Kamis (18/2/2021).
Dia kemudian menegaskan bahwa ia tidak pernah menyinggung fotografer-nya.
"Faktanya fotonya editan parah di background. Saya murni bahas analisa foto. Tidak pernah menyinggung fotografernya siapa atau bagaimana," kata Arbain.
Arbain juga mengingatkan untuk tidak mengkaitkan komentarnya terhadap foto Ari Wibisono ke arah politik. Mantan jurnalis tersebut mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah menyebut dirinya ahli atau senior fotografer dan tidak 'bernafsu' lagi pamer karya apalagi untuk terkenal dan tampil di TV.
"Saya hanya penisiunan yang emmang menyiapkan diri jadi pensiunan yang hepi. Saya udah gak nafsu pamer-pamer karya. Itu masa lalu, 30 sampai 20 tahun yang lalu mungkin. Kalau mau lihat karya lama saya, banyak di IG," ujarnya.
Arbain juga mengatakan bahwa dirinya tidak bisa memenuhi permintaan netizen untuk memposting karya fotonya.
Sebelumnya, Arbain sempat mengomentari cuitan akun Twitter resmi Dinas LH DKI Jakarta. Dia meragukan keaslian foto tersebut dan menyebut foto itu hanya tempelan.
"Ini foto tempelan. Untuk dapat Pangrango segede gitu, butuh tele panjang lalu motret dari jauh. Melihat perbandingan mobil depan dan belakangnya jelas tak memakai tele panjang," kata Arbain Rambey.
