Moeldoko Jelaskan 3 Strategi dalam Menghadapi Transformasi Pembelajaran di Era Digital

- Sabtu, 11 Juli 2020 | 16:05 WIB
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyebutkan tiga strategi utama dalam menghadapi transformasi pembelajaran di era digital.

"Tiga strategi prioritas tersebut adalah goals, ways dan means," kata Moeldoko dalam acara The 7th Knowledge Sharing Forum (KSF) Universitas Terbuka 2020 bertema “Transformasi Masyarakat Digital dan Strategi Meningkatkan Student Engagement dalam Pembelajaran Online”, dalam siaran pers di Jakarta pada Jumat (10/7/2020).

Moeldoko menjelaskan, goals atau tujuan yang akan dicapai dari tiga strategi itu ialah, optimalisasi pembelajaran secara daring. Pembelajaran online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) katanya, menjadi suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien.

-
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Lalu yang kedua ialah ways, yang artinya metode atau cara yang dilakukan harus tepat, benar dan tidak biasa. Dia menilai, cara komunikasi perlu menyesuaikan dengan gaya generasi muda. Begitu juga dengan cara berpikirnya.

"Cara komunikasi, gaya bahasa, berpikir dan visual sekarang ini berubah,” ujar Moeldoko.

Yang terakhir ialah means yang berarti bagaimana cara mengurangi digital gap yang saat ini masih terjadi. Dia menyebutkan, banyak daerah di Indonesia yang infrastruktur komunikasinya masih belum memadai.

“Jangan sampai akses teknologi informasi hanya terjadi di Pulau Jawa. Banyak daerah yang masih miskin infrastruktur komunikasi. Karena itu, perlu diupayakan pemerataan akses internet,” jelasnya.

-
Sepasang anak kembar murid SD Bakti Nusantara mengerjakan Ujian Akhir Semester (UAS) Genap secara daring di kediamannya di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi) News

Dia menambahkan, beberapa perubahan terjadi dan tak bisa dihindari. Untuk itulah katanya, Indonesia harus mampu beradaptasi dan bergerak cepat untuk menghadapi berbagai tantangan perubahan itu.

Selain itu kata Moeldoko, harus berani mengambil risiko dari kebijakan yang diambil secara konstitusional.

“Kita harus siap menghadapi kompleksitas masalah akibat globalisasi. Kita juga harus mampu merespons kejutan-kejutan yang terjadi akibat kemajuan teknologi. Kita harus sensitif dan melakukan lompatan-lompatan, mengubah cara kerja lama yang konvensional dan relatif linier,” jelasnya.

Moeldoko mengungkapkan, pemerintah harus memikirkan peningkatan kualitas SDM tanpa membedakan institusi pendidikan negeri atau swasta.

Mengenai perbedaan atau digital gap, pemerintah memahami persoalan ini dan segera memperbaiki infrastruktur komunikasi informasi.

“Intinya pemerintah ingin adanya pemerataan, keadilan dalam informasi, akses, dan berbagai kemudahan lain berjalan dengan baik," ujarnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X