Sebuah foto beredar di media sosial, menampilkan momen seorang pria ditangkap oleh sejumlah tentara Tiongkok. Pria itu diduga merupakan seorang muslim etnis Uighur di Tiongkok dan tentara yang menangkapnya adalah tentara Tiongkok.
Foto itu ramai dibagikan di media sosial. Salah satunya oleh Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar.
Musni yang dikenal kerap menyuarakan pembelaan terhadap umat muslim menuliskan caption (keterangan) spekulatif berdasarkan tafsirannya sendiri.
"Muslim Uighur yg ditindas China saudara kita," tulisnya.
Muslim Uighur yg ditindas China saudara kita (https://t.co/gooog34JNo, 29/8/2020) pic.twitter.com/YeQjy5V1kk
— Musni Umar (@musniumar) August 28, 2020
Benarkah muslim Uighur di Tiongkok disiksa seperti dikatakan Musni?
Dari penelusuran Indozone.id, tidak benar bahwa foto itu merupakan bentuk penindasan yang dilakukan tentara China terhadap muslim Uighur. Foto itu merupakan foto unjukrasa mahasiswa di China pada tahun 2011 terkait serangan yang terjadi di Xinjiang dan tidak ada kekerasan yang dilakukan tentara China saat itu.
Akibat caption provokatifnya itu, Musni pun ramai dijuhat netizen dan disebut-sebut tidak pantas menjadi rektor.
"Binatang seperti @musniumar udah bbrp kali buat cuitan bohong.. Mohon anjing satu ini si sumpal dengan softex berdarah.. Itu foto 19 Juli 2011 dia goreng terus.. Dasar rektor Chadrun," komentar seorang akun.
Binatang seperti @musniumar udah bbrp kali buat cuitan bohong.. Mohon anjing satu ini si sumpal dengan softex berdarah.. Itu foto 19 Juli 2011 dia goreng terus.. Dasar rektor Chadrun pic.twitter.com/smiq9wiGQI
— ???????????????? ???????????????????? (@RudiTobinq) August 29, 2020
"Subhanalloh. Ndoro Insyaa Alloh umat beragama toh, Muslim yg taat & berilmu. Tetapi mengapa postingan sampeyan hanya "rasa benci"? Provokatif sekali. Jk benar link berita disampaikan! Prihatin dgn perilaku sampeyan tdk mencerminkan "orang berilmu". Na'udzubillahi min dzalik," komentar yang lain.
"Musni anda seorang rektor namun tdk terlihat sedikitpun spt seorang Rektor, lihatlah prilaku anda, bagaimana jk tweet anda dibaca mahasiswa anda, makin hilang harga dirimu," tulis yang lainnya.