Fakta Terbaru Pria yang Bunuh Dua Kepokanannya di Luwu Utara, Sempat Jadi Polisi Kehutanan

- Senin, 15 Juni 2020 | 22:58 WIB
AB (kiri), paman yang tega bunuh dua keponakannya dengan membacok kepalanya. (Foto: Istimewa)
AB (kiri), paman yang tega bunuh dua keponakannya dengan membacok kepalanya. (Foto: Istimewa)

Ahmad Basri atau AB (35), pria yang tega membunuh dua keponakannya yang masih TK di Desa Sumilin, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, ternyata dulu pernah bekerja sebagai polisi kehutanan (polhut).

Fakta tersebut terungkap dari keterangan yang disampaikan Kasat  Reskrim Polres Luwu Utara, AKP Syamsul Rijal, Senin (15/6/2020). Rijal mengaku mendapat informasi tersebut dari Kepala Desa Sumilin. 

Yang menarik, Basri bekerja sebagai polisi kehutanan setelah keluar dari RS Jiwa Dadi Makassar pada tahun 2014.

"Dia pernah bekerja sebagai polisi kehutanan di Dinas Kehutanan Pemkab Luwu Utara, statusnya honorer," ujar Syamsul Rijal.

Tak cuma itu, sambil berdinas di hutan, Basri juga sempat kuliah di salah satu kampus yang ada di Kota Palopo, namun tidak sampai tamat.

Meski mengidap gangguan kejiwaan, Basri akan tetap diproses secara hukum, kata Syamsul Rijal.

"Pelaku diancam dengan Pasal 80 UU 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun penjara," jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolsek Masamba, Iptu Budi Amin mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, pihaknya mendapati kalau AB diduga mengidap gangguan kejiwaan dan pernah dirawat di RS Jiwa Dadi Makassar pada tahun 2013 silam.

"Namun untuk memastikan bahwa pelaku memang benar mengalami gangguan jiwa, kami akan memeriksakan kembali kejiawaan pelaku (AB) dengan psikolog," ujar Budi.

IC dan SN, dua bocah berumur 5 tahun, sedang bermain-main di pekarangan rumah mereka ketika tiba-tiba paman mereka, Basri. setengah berlari mendekati mereka sambil menggenggam sebuah parang, Sabtu (13/6/2020).

-
IC dan SN, dua bocah TK usia 5 tahun yang tewas dibacok paman sendiri saat sedang bermain di pekarangan rumah. (Foto: Istimewa)

IC dan SN mengira paman mereka ingin ikut bermain bersama mereka. Selayaknya anak-anak pada umumnya, mereka cekikikan melihat tingkah sang paman yang bagi mereka lucu.

Namun, apa yang terjadi setelah paman mereka tiba di dekat mereka sama sekali bukanlah hal yang lucu, terlebih bagi SN, yang kemudian menyaksikan saudaranya, IC, dibacok kepalanya hingga terjatuh ke parit dan tewas.

SN sempat menjerit ketakutan namun nahas, dia menjadi sasaran berikutnya. Bahkan, kepala SN sampai terpisah dari tubuhnya akibat sabetan pamannya.

Beberapa detik setelah kejadian, seorang warga bernama Ramlan melintas di lokasi dan melihat apa yang dilakukan AB. Alih-alih melumpuhkan AB, Ramlan justru juga diserang dan mengenai telinga dan kakinya. Hingga hari ini dia masih dirawat di RS Hikmah Masamba.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X