Langgar Kode Etik Kedokteran, Ini sanksi dari IDI untuk dr Kevin yang Viral di Tiktok

- Kamis, 22 April 2021 | 19:42 WIB
Ketua IDI Cabang Jakarta Selatan Yadi Permana (dua dari kiri) dan dr Kevin Samuel Marpaung (kiri). (photo/ANTARA/Dewa Wiguna)
Ketua IDI Cabang Jakarta Selatan Yadi Permana (dua dari kiri) dan dr Kevin Samuel Marpaung (kiri). (photo/ANTARA/Dewa Wiguna)

 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jakarta Selatan memberikan sanksi pembinaan selama enam bulan hingga penundaan pemberian rekomendasi izin praktik kepada dr Kevin Samuel Marpaung karena melanggar kode etik kedokteran ketika mengunggah materi di aplikasi Tiktok.

"Selama enam bulan ini yang bersangkutan dilakukan pembinaan baik etika, perilaku terutama etika profesi," kata Ketua IDI Cabang Jakarta Selatan Yadi Permana di Jakarta, Kamis (22/4) dikutip dari ANTARA.

Pemberian sanksi tersebut setelah melalui sidang tertutup yang diputuskan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).

Dalam masa pembinaan itu, kata dia, dokter muda tersebut wajib mengikuti belajar kembali terkait etik kedokteran dan pengabdian masyarakat.

Ia tidak memberikan detail jangka waktu untuk sanksi penundaan pemberian rekomendasi izin praktik, namun tergantung hasil evaluasi.

"Bisa saja misalnya dalam satu bulan sudah ada perubahan atau ada pembinaan, dia bisa praktik," imbuhnya.

Baca juga: NATO Adakan KTT untuk Perbaiki Hubungan AS yang Tegang dengan Rusia

Dalam proses pemberian sanksi tersebut akan diawasi dan dievaluasi oleh MKEK dan IDI Jakarta Selatan.

"Nanti ada evaluasi, yang paling penting, sebagai organisasi profesi adalah untuk kepentingan masyarakat dan pembinaan anggota, jadi bukan sekedar menghukum," katanya.

Sementara itu, dr Kevin Samuel Marpaung yang hadir dalam jumpa pers di Kantor IDI Jakarta Selatan di Cilandak, mengaku siap menerima konsekuensi atas unggahan di aplikasi Tiktok yang mengundang kecaman warganet.

"Saya bersedia menerima konsekuensi yang diberikan dan untuk ke depan saya akan menjaga nama baik profesi saya," katanya.

Dalam kesempatan itu ia menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan organisasinya yakni Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).

Ia juga berharap masyarakat tidak luntur kepercayaannya kepada para dokter.

"Saya harap karena kejadian ini tidak memudarkan niat masyarakat untuk memeriksakan diri kepada dokter Indonesia yang profesional," imbuhnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X