PAN Nilai Butuh Political Will untuk Tingkatkan Kinerja Menteri di Kabinet Indonesia Maju

- Kamis, 12 Mei 2022 | 22:07 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin berfoto bersama jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta. (ANTARA/Puspa Perwitasari)
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin berfoto bersama jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta. (ANTARA/Puspa Perwitasari)

Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menyatakan butuh sebuah komitmen agar para Menteri di Kabinet Indonesia Maju tetap fokus dalam kerjanya sebagai pembantu Presiden.

Kinerja menteri sangat ditentukan oleh komitmen masing-masing sebagai pembantu presiden. Semakin tinggi komitmennya, semakin baik pula kualitas kerjanya,” kata Saleh kepada Indozone, Kamis (12/5/2022).

Saleh menyatakan menyatakan butuh kemauan politik (political will) dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan kinerja para menteri di Kabinet Indonesia Maju. Karena masih ada waktu di sisa jabatan untuk membuat perubahan dan memacu kinerja seluruh anggota kabinet guna fokus bekerja.

"Saya yakin bahwa presiden telah mengetahui keempat hal tersebut di atas. Presiden juga mestinya sudah tahu bagaimana mengatasinya. Tinggal political will-nya saja yang diperlukan. Masih cukup waktu untuk membuat perubahan dan memacu kinerja seluruh anggota kabinetnya,” jelasnya.

Menurut Saleh, komitmen para menteri di paruh kedua periode ini bisa jadi akan berkurang. Ada beberapa alasan yang bisa membuat kinerja mereka tak maksimal.

Pertama, kata Saleh, para menteri sudah merasa aman dan merasa akan dipertahankan sampai akhir masa jabatan. Apalagi, yang merasa dirinya didukung partai besar dan memiliki kedekatan tertentu dengan presiden.

Baca Juga: Gerindra Tegaskan Menteri dari Partainya Tak Ada yang Lakukan Kampenye dan Pencitraan

“Kedua, sebagian besar menteri adalah utusan partai politik. Mau tidak mau, menjelang pemilu 2024, mereka semua dituntut untuk memenangkan partai masing-masing. Tidak heran, jika mereka saat ini berbagi fokus. Fokus ke pemerintahan dan fokus kepada partainya. Fakta menunjukkan bahwa persaingan politik pada pemilu yang akan datang jauh lebih kompetitif, rumit, dan sulit,” tutur Saleh.

Alasan ketiga, sambung Saleh, menurunnya kasus Covid-19 di Indonesia menyebabkan pekerjaan para menteri sedikit lebih ringan, terutama yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan dan pemulihan ekonomi. Pada titik tertentu, menteri-menteri itu tidak lagi dibebani dengan tugas-tugas tambahan yang  membutuhkan konsentrasi.

“Kadang-kadang, itu juga yang membuat mereka sekarang berbagi perhatian ke yang lain,” jelasnya.

Alasan keempat, beber Saleh ada juga menteri yang sejak awal, menurut penilaian saya, tidak memiliki performa yang baik. Tidak jelas apa yang dikerjakan dan juga perubahan yang dilakukan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.

“Ini tentu sudah menjadi beban presiden sejak awal. Mungkin karena berbagai pertimbangan, tidak diganti oleh presiden,” ungkap Saleh.

Sebelumnya diketahui Presiden Jokowi mengatakan tahapan pemilihan umum 2024 akan dimulai pertengahan 2022 dan dia mengingatkan jajarannya untuk fokus bekerja.

"Berkaitan dengan tahapan Pemilu 2024 yang sudah akan dimulai pertengahan tahun ini saya juga minta menteri kepala lembaga agar fokus betul-betul bekerja ditugasnya masing-masing," kata Jokowi.

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X