Pemimpin Rohingya terkemuka ditembak mati di sebuah kamp pengungsi di Bangladesh selatan oleh orang -orang bersenjata.
Mohib Ullah, ketua Masyarakat Arakan Rohingya untuk Perdamaian dan Hak Asasi Manusia (ARPSH), sedang berbicara dengan para pemimpin pengungsi lain di luar kantornya setelah menghadiri shalat malam pada hari Rabu (29/9/2021), saat empat hingga lima penyerang menembaknya, kata Rafiqul Islam, juru bicara polisi Cox's Bazar, dilansir Guardian.
Islam mengatakan polisi dan Batalyon Polisi Bersenjata, yang ditugaskan untuk memastikan keamanan bagi 34 kamp Rohingya di negara itu, telah meningkatkan keamanan, mengarahkan ratusan petugas bersenjata.
Mohammad Nowkhim, juru bicara ARPSH, mengatakan Ullah sedang berbicara dengan para pemimpin Rohingya lainnya di luar kantor ARPSH di Kutupalong, pemukiman pengungsi terbesar di dunia, ketika diserang.
Baca juga: Pengungsi Rohingya di Medan Meninggal Dunia, Diduga Positif COVID-19
Dilansir Guardian, Ullah diduga dibunuh oleh kelompok ekstremis Arakan Rohingya Salvation Army, yang berada di balik beberapa serangan terhadap pos keamanan Myanmar dalam beberapa tahun terakhir.
Ullah, yang berusia 48 tahun muncul sebagai pemimpin sipil utama dari komunitas minoritas Muslim yang teraniaya saat lebih dari 740.000 Rohingya berlindung di kamp-kamp di Cox's Bazar, setelah tindakan keras militer oleh tentara Myanmar di desa-desa di provinsi Rakhine pada Agustus 2017.
Pada Agustus 2019, ia mengorganisir rapat umum besar-besaran di kamp Kutapalong, pemukiman utama Rohingya, yang dihadiri sekitar 200.000 orang Rohingya.
Di tahun itu juga dia terbang ke AS, di mana dia menghadiri pertemuan kebebasan beragama yang diselenggarakan oleh departemen luar negeri AS yang dipimpin oleh presiden AS saat itu Donald Trump.
