Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan, masyarakat dan penambang di sekitar Gunung Semeru sudah diingatkan agar tidak beraktivitas, sebelum terjadinya erupsi pada (4/12/2021).
Suharyanto menjelaskan petugas sudah memberikan imbauan ke masyarakat dan penambang di daerah aliran sungai (DAS) dan curah Kobokan sudah diingatkan agar tidak melakukan aktivitas karena Gunung Semeru mengalami peningkatan.
Baca juga: NasDem Ingin Koalisi dengan Parpol yang Lanjutkan Pembangunan Era Jokowi
“Masyarakat dan para penambang yang beraktifitas di aliran DAS dan curah Kobokan sudah diimbau untuk naik dan tidak melakukan aktivitas di aliran sungai,” kata Suharyanto dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Kompleks Parlemen, Senin (13/12/2021).
Disebutkan Suharyanto pada pukul 15.20 tanggal 4 Desember 2021, pos pengamatan Gunung Semeru yang berada di Gunung Sawur, mengamati adanya guguran awan panas ke arah Besuk Bobokan.
“Pada pukul 15.20 WIB, pos pengamanat gunung semeru di gunung sawur menyatakan bahwa teramati adanya guguran awan panas dengan mengarah luncur ke Besuk Bobokan dengan kondisi gunung tertutup kabut dan debu vulkanik,” jelasnya.
Selain itu, kata Suharyanto, 10 menit berselang petugas dari BPBD Kabupaten Lumajang menuju lokasi Candipuro-Pronojiwa melakukan pemantauan hingga evakuasi warga.
Lebih lanjut, hingga saat ini Suhartanto mengungkapkan terdapat total 46 orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru.
“Hingga saat ini korban meninggal 46 orang. Kemudian 9 masih dinyatakan hilang, 18 orang luka berat akibat terkena lahar serta 12 orang mengalami luka ringan,” tandasnya.
Artikel menarik lainnya:
-
Mayat Wanita Ditemukan di Dalam Kamar Kos di Serang, Ada Luka di Bagian Paha
-
Bahaya! Wabah COVID-19 Serang Pemain dan Staf MU
-
3 Ulama Indonesia yang Pernah Jadi Imam Besar di Masjidil Haram