Naftali Bennett resmi menggantikan Benjamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel yang telah berkuasa selama 12 tahun. Lalu, seperti apa sosok Naftali Bennett?
Bennett adalah penganut religius agama Yahudi. Dia memiliki bisnis senilai jutaan dollar AS di sektor teknologi. Terkait pandangannya soal Palestina, Bennett tidak beda jauh dengan pendahulunya.
Pria berusia 49 tahun ini menentang kemerdekaan Palestina dan mendukung pencaplokan wilayah Palestina di Tepi Barat untuk mendirikan pemukiman Yahudi.
Bennett bahkan mengkritik Netanyahu yang sempat memperlambat pembangunan pemukiman Yahudi usai ditekan Presiden Barack Obama.
Bennett sendiri tinggal di pinggiran kota Tel Aviv yang mewah di Raanana, bukan di permukiman yang dia dukung.
Dia juga pernah bertugas di unit komando elit Sayeret Matkal. Kemudian Bennett melanjutkan pendidikan hukum di Universitas Ibrani.
Tahun 1999, dia ikut mendirikan perusahaan perangkat lunak anti penipuan dan kemudian dijual seharga US$145 juta. Alasannya terjun ke politik adalah gara-gara perang Israel yang ceroboh tahun 2006 melawan Hizbullah dan berakhir tanpa kepastian.
Meski berseberangan dengan Netanyahu, sebenarnya Bennet menjabat sebagai menteri kabinet urusan diaspora, pendidikan dan pertahanan di berbagai pemerintahan yang dipimpin Netanyahu.
“Dia adalah pemimpin sayap kanan, garis keras keamanan, tetapi pada saat yang sama sangat pragmatis,” kata Yohanan Plesner, kepala Institut Demokrasi Israel.
Manuver politik Naftali Bennet juga terhitung cerdik. Meski partai ultranasionalisnya, Yamina, hanya memenangkan 7 kursi di parlemen, dia berhasil jadi Perdana Menteri berkat koalisi delapan partai.
