Taliban Berkuasa di Afghanistan, Wanita Tak Boleh Kerja, Sekolah, dan Wajib Pakai Burqa

- Selasa, 17 Agustus 2021 | 14:34 WIB
Wanita Afghanistan memakai burqa (REUTERS/Yannis Behrakis)
Wanita Afghanistan memakai burqa (REUTERS/Yannis Behrakis)

Warga Afghanistan beramai-ramai memasuki bandara agar diangkut pesawat untuk meninggalkan Afghanistan yang kini dikuasai oleh Taliban.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani juga sudah kabur dari negaranya dan mengatakan bahwa Taliban telah menang setelah menduduki Istana Presiden.

Berkuasanya Taliban kembali mendatangkan mimpi buruk bagi wanita di Afghanistan. Saat Taliban berkuasa di negara itu pada tahun 1996 hingga 2001, mereka menerapkan aturan ketat untuk wanita.

Misalnya, wanita dilarang bekerja, anak-anak perempuan dilarang bersekolah, wanita harus menutupi wajah dengan cadar atau memakai burqa, dan jika ingin keluar rumah harus ditemani saudara pria.

-
Wanita Afghanistan memakai burqa (REUTERS/Marko Djurica)

Wanita yang melanggar peraturan akan diberi hukuman keras. Mereka akan dipermalukan, lalu dicambuk oleh polisi syariah. Berkuasanya Taliban di Afghanistan membuat kaum hawa di sana khawatir masa lalu kelam itu akan terulang kembali.

Tanda-tandanya sudah mulai terlihat saat Taliban pada awal Juli 2021, memaksa masuk ke dalam kantor Azizi Bank di Kandahar.

Taliban memerintahkan enam pegawai wanita untuk pulang dan melarang mereka bekerja. Posisi mereka di bank diminta agar digantikan oleh saudara pria.

Untuk memastikan para wanita itu pulang ke rumah, para anggota Taliban sampai mengawal mereka ke rumah dan kembali mengingatkan agar tidak bekerja.

-
Para wanita dan anak-anak menuju bandara untuk meninggalkan Afghanistan (REUTERS/Stringer)

"Sangat aneh aku tidak boleh pergi bekerja, tapi itulah yang sekarang terjadi," ujar Noor Khatera (43) seorang pegawai Azizi Bank kepada  Reuters.

"Aku sudah belajar bahasa Inggris dan bahkan belajar bagaimana mengoperasikan komputer, tapi sekarang aku harus mencari tempat di mana aku bisa bekerja yang lebih banyak wanitanya," tambahnya.

Peristiwa serupa dialami oleh karyawan wanita di di Bank Milli, Herat. Dua tentara Taliban merangsek ke dalam kantor dan memerintahkan pegawai wanita untuk pulang dan tidak memperlihatkan wajah saat keluar rumah.

Baca juga: Taliban Umumkan 'Amnesti', Desak Wanita untuk Bergabung dengan Pemerintahan

Aturan ketat Taliban ini yang menyebabkan Maryam Durani, jurnalis dan aktivis hak asasi manusia di Kandahar, Afghanistan meninggalkan Kabul demi keselamatan diri sendiri dan keluarga.

Dia tidak mau diperintahkan untuk tidak bekerja dan diatur harus memakai burqa.

Halaman:

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X