Retno Marsudi dan Diplomasi Ala Kartini di Tengah Pandemi Corona

- Selasa, 21 April 2020 | 12:28 WIB
Menlu Retnu Marsudi. (Instagram/@retno_marsudi)
Menlu Retnu Marsudi. (Instagram/@retno_marsudi)

Sosok RA Kartini selalu dicitrakan sebagai bentuk emansipasi ketika perempuan-perempuan berhasil duduk di pucuk tertinggi. Tak terkecuali bagi Retno Lestari Priansari Marsudi. 

Mengemban amanah sebagai Menteri Luar Negeri dalam kabinet yang mayoritas laki-laki tentu adalah tantangan tersendiri.

Terlebih di masa pandemik virus corona (Covid-19), diplomasi ala Kartini yang inspiratif dan tak mengenal henti adalah kuncinya. 

Kerja keras Retno Marsudi tak pernah diragukan, untuk membawa nama Indonesia semakin dipandang dan disegani di mata dunia internasional.

Dalam berbagai forum internasional, perempuan kelahiran Semarang, 27 November 1962 itu senantiasa mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mengusung jurus-jurus diplomasi yang paten.

Mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda bahkan dianggap sebagai salah satu perempuan paling berpengaruh dalam Kabinet Jokowi. 

Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu juga mendapatkan penghargaan sebagai agen perubahan di bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dari UN Women dan Partnership Global Forum (PGF), pada 2017.

Retno juga tercatat berhasil mengantar Indonesia duduk sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020. Tidak hanya itu saja, berkat dirinya juga Indonesia kembali menjadi anggota Dewan HAM PBB tahun 2020-2022.

Di tengah masa darurat Covid-19, Retno punya jurus-jurus khusus sebagai salah satu Kartini Kabinet Indonesia Maju agar seluruh kebijakan luar negeri Indonesia bisa terimplementasikan dengan baik.

"Alhamdullillah dengan tim yang solid, kita akan terus memaksimalkan ikhtiar agar Indonesia dapat tangani Covid-19. Tantangan besar tapi dengan teamwork yang kuat insyaAllah tantangan tersebut dapat kita tangani," kata Retno Marsudi kepada Antara, Selasa (22/4/2020).

-
Menlu Retnu Marsudi. (Instagram/@retno_marsudi)

Saat disinggung, apa saja perbedaan yang signifikan dalam menjalankan tugas sebagai menteri dalam kondisi darurat corona seperti saat ini? Retno menjawab, fokus dari diplomasi Indonesia tentu mengalami penyesuaian, yaitu untuk penanganan Covid-19 dan meningkatkan perlindungan WNI di luar negeri.

"Komunikasi antara para Menlu justru lebih intensif, walaupun kita tidak dapat berjumpa. Hampir setiap hari kita melakukan komunikasi baik secara bilateral maupun berkelompok," sambungnya.

Di hari Kartini ini, Retno berpesan agar perempuan di Indonesia lebih berperan di tengah pandemik corona. Dia menerangkan, sekitar 70 persen tenaga medis seluruh dunia adalah perempuan. Artinya, perempuan berada di garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19.

"Di Indonesia jumlah UMKM yang dikelola atau dimiliki oleh perempuan jumlahnya lebih 60 persen. Dan yang menarik adalah 60 persen UMKM Indonesia yang memproduksi hand sanitizer atau penyanitasi tangan hazmat, dan masker dimiliki perempuan. Di sinilah saya selalu bangga mengatakan bahwa perempuan dapat menjadi bagian dari penyelesaian masalah atau part of the solution," urai Retno.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X