Lokasi Karantina WNI dari Wuhan Masih Dirahasiakan Kemenkes

- Jumat, 31 Januari 2020 | 21:38 WIB
Konferensi pers terkait persiapan Kemenkes menangani kepulangan WNI dari Wuhan, Tiongkok. (INDOZONE/Tiara Adeline Putri)
Konferensi pers terkait persiapan Kemenkes menangani kepulangan WNI dari Wuhan, Tiongkok. (INDOZONE/Tiara Adeline Putri)

Pemerintah telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut WNI yang akan dipulangkan dari Provinsi Hubei, Tiongkok. Bagaimanapun, mereka berasal dari wilayah yang terkena wabah virus korona baru atau 2019-nCoV.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menyiapkan beberapa skenario untuk proses karantina.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Menular Langsung Kemenkes RI, dr Wiendra Waworuntu, M. Kes, setibanya di Tanah Air, WNI dari Tiongkok akan langsung dibawa ke tempat karantina apabila tidak menunjukkan gejala. Sedangkan bagi yang menunjukkan gejala seperti demam, batuk, dan pilek akan langsung dibawa ke rumah sakit rujukan.

Wiendra menjelaskan, di tempat karantina nanti, kebutuhan dasar WNI seperti makan dan tempat beristirahat akan disiapkan. Kondisi tempat karantina pun dibuat senyaman mungkin. Mereka yang di karantina akan serasa berada di rumah dan layaknya orang sehat.

"Pastinya mereka di karantina bukan di rumah sakit. Berbeda jika ada yang menunjukkan gejala, langsung diisolasi ke rumah sakit," kata Wiendra.

Mengenai lokasi karantina, dirinya enggan memberi tahu lebih lanjut.

Namun Wiendra menyatakan, nantinya keluarga WNI boleh datang melihat. Hanya saja mereka tidak diperkenankan bertemu, hanya melihat melalui sekat kaca dengan jarak kurang lebih 5 meter.

Proses karantina sendiri akan dilakukan selama 14 hari. Wiendra mengatakan ketentuan itu berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia.

"Kami mengacu 14 hari, biarpun Jepang 3 hari. Tapi kami merasa nyaman 14 hari. Baru setelah hasilnya negatif akan dikeluarkan," kata Wiendra.

Selama berada di karantina, akan ada tenaga kesehatan yang memantau para WNI tersebut. Antara lain fokter spesialis paru, dokter obgyn, dokter umum, dokter jiwa dan perawat. Asupan gizi WNI akan sangat diperhatikan, begitu juga kegiatan-kegiatan lainnya.

"Kami sedang menyusun panduan terkait kegiatan apa saja yang dilakukan. Mereka tetap bebas bergerak layaknya orang sehat," pungkas Wiendra.

 

Artikel Menarik Lainnya

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X