Ingin Kuasai Pasar Dunia, Batik Harus Jadi Produk Ramah Lingkungan 

- Rabu, 2 Oktober 2019 | 16:21 WIB
Presiden Jokowi dan Menperin saat Hari Batik Nasional (Kemenperin)
Presiden Jokowi dan Menperin saat Hari Batik Nasional (Kemenperin)

Para pelaku atau pengrajin batik dan industri batik nusantara, diminta menjadi salah satu pendorong atau menjadi sektor industri yang ramah terhadap lingkungan.

Sebab, industri batik yang merupakan subsektor dari industri tekstil dan pakaian, menjadi andalan dalam menopang perekonomian dan mendapat prioritas pengembangan agar lebih berdaya saing di kancah dunia.

Saat ini, industri batik mulai diperkenalkan dengan bahan baku baru alternatif, seperti dari serat rayon atau biji kapas serta dengan terus melestarikan pewarna alam. 

"Dengan material baru ini, diharapkan dapat menghasilkan produk yang lebih menarik dan kompetitif," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Ia menegaskan, penggunaan zat warna alam pada produk batik, bakal menjadi solusi dalam mengurangi dampak pencemaran dan bahkan menjadikan batik sebagai eco-product yang bernilai ekonomi tinggi. 

Selain itu, pengembangan zat warna alam itu dinilai turut mengurangi importasi zat warna sintetik. Batik warna alam diyakini hadir menjawab tantangan tersebut dan dapat meningkatkan peluang pasar.

"Di tengah persaingan global yang semakin kompetitif dan dinamis, preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat," katanya.  

Ia menegaskan, para pengrajin harus terus berinovasi baik dari motif, maupun warna sehingga dapat memperkaya ragam batik dengan warna alam Indonesia. 

"Produk IKM seperti batik harus didukung dengan kualitas atau mutu yang baik dan tentunya memiliki standar kualitas tinggi. Strategi yang perlu dibangun untuk bersaing di pasar global itu, antara lain melalui pengembangan inovasi desain dan produk," ujarnya. 

Batik Indonesia terus mendunia,  nilai ekspor dari industri batik nasional pada semester I tahun 2019, mencapai USD17,99 juta. Sementara itu, sepanjang tahun 2018, tembus hingga USD52 juta. Negara tujuan utama pengapalan produknya, antara lain ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.

Industri batik Indonesia, saat ini menjadi salah satu sektor yang cukup banyak membuka lapangan pekerjaan. Sektor yang didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) ini tersebar di 101 sentra di Indonesia, dengan jumlah sebanyak 47 ribu unit usaha dan telah menyerap tenaga kerja hingga 200 ribu orang.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X