Beda dengan Indonesia, Anggota Dewan di Swedia Tak Dapat Tunjangan

- Senin, 10 Juni 2019 | 16:18 WIB
BBC/Abdellatif Azmani
BBC/Abdellatif Azmani

Banyak orang ingin menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau parlemen. Salah satu alasannya karena punya penghasilan tinggi dan mendapatkan fasilitas mewah. Namun, berbeda dengan Swedia.

Di Swedia, semua anggota DPR tidak mendapatkan fasilitas mobil dinas atau tunjangan untuk membeli mobil. Pihak parlemen hanya punya tiga mobil dinas berjenis Volvo S80 yang diperuntukkan bagi ketua dan tiga wakilnya. Bahkan, hanya boleh dipakai untuk tugas-tugas parlemen.

Salah seorang anggota parlemen Swedia dari Partai Sosial Demokrat, Per-Arne Hakansson membenarkan hal itu. Dia mengatakan para anggota DPR diperlakukan berbeda dengan warga kebanyakan.

"Tugas utama kami adalah mewakili rakyat. Jadi, tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi," kata Hakansson.

Menurutnya, keistimewaan menjadi seorang anggota dewan adalah kesempatan untuk ikut menentukan kebijakan negara. Untuk urusan mobilitas, anggota DPR boleh menggunakan transportasi umum secara cuma-cuma.

Anggota DPR Swedia menerima gaji sekitar 6.900 dollar AS atau sekitar Rp 98 juta per bulan. Angka itu setengah dari gaji anggota Kongres Amerika Serikat yang menerima 14.000 dollar AS sebulan. Sementara, gaji rata-rata warga Swedia adalah 2.800 dollar AS atau sekitar Rp 40 juta per bulan.

Sebelum 1957, para anggota DPR Swedia bahkan tidak digaji. Gaji mereka berasal dari iuran anggota partai. Kemudian setelah 1957, pemerintah akhirnya menggaji anggota DPR agar menarik orang untuk masuk parlemen.

Untuk rumah dinas pun hanya diperuntukkan bagi anggota parlemen dari luar Stockholm, yaitu sebuah apartemen satu kamar dengan luas tak lebih dari 46 meter persegi. Pasangan atau anggota keluarga yang menginap harus membayar setengah dari biaya sewa dan masuk ke kas negara.

Para anggota DPR Swedia juga dilarang merekrut staf pribadi atau tenaga ahli. Di pemerintahan lokal, upaya penghematan anggaran jauh lebih besar lagi. Sekitar 94 persen anggota dewan kota atau dewan daerah tidak menerima gaji kecuali bagi anggota komite eksekutif.

"Ini adalah pekerjaan sukarela yang bisa kita lakukan di waktu senggang kita," kata Christina Ellfors-Sjodin, anggota dewan kota Stockholm.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X