Sektor Properti Diproyeksikan 'Kinclong' Tahun Depan, Ini Penyebabnya

- Jumat, 27 Desember 2019 | 17:00 WIB
Ilustrasi properti (Pexels/Tembela Bohle)
Ilustrasi properti (Pexels/Tembela Bohle)

Sektor Properti Diproyeksikan akan tumbuh lebih baik ketimbang tahun ini. Salah satu penyebabnya adalah GDP Growth (Pertumbuhan PDB) yang membaik, nilai inflasi yang terkendali dan juga berbagai skema insentif pemerintah yang sudah mulai dirasakan manfaatnya. 

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda kepada Indozone, Jumat (27/12). Menurut Ali, kebijakan suku bunga acuan serta pelonggaran Loan To Value (LTV) atau DP rumah sudah akan dirasakan hasilnya tahun 2020. 

"Harusnya dengan indikator GDP growth, inflasi, dan suku bunga yang menurun sudah cukup bagus. Tahun depan sudah ada pertumbuhan, bahkan di triwulan ini (Triwulan IV-2019) sudah ada kenaikan di segmen menengah, dibawah Rp500 jutaan sebesar 23 persen," kata Ali. 

Sementara itu, Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede juga mengaku optimis tahun 2020 sektor properti akan bangkit. Menurutnya, hal itu sudah bisa terlihat dari kinerja sektor properti pada triwulan III-2019, dimana properti masih mampu tumbuh Diatas 10 persen untuk segmen menengah. 

Selain itu, kata Josua, tingginya angka backlog (kebutuhan rumah) yang masih mencapai 11 juta rumah juga menjadi sebuah optimisme tersendiri. Ia menyebut, dari sisi demand (permintaan) masih ada, kemudian dari sisi fasilitas funding (pendanaan) juga ada, dan kunci terakhir yakni kemudahan dari regulasi yang saat ini sedang diupayakan pemerintah. 

Dorongan pemerintah dengan kebijakan pelonggaran LTV dan penurunan suku bunga acuan juga membuat iklim properti makin prospektif.

"Terlebih tahun 2020, backlog properti atau short supply perumahan diperkirakan tumbuh menjadi 15 juta unit. Ini yang menjadi perhatian pemerintah untuk mendorong sektor properti,” pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya: 

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X