Sejarah Dibalik Minyak Kutus Kutus Karya Servasius Bambang Pranoto

- Sabtu, 7 Desember 2019 | 15:25 WIB
ANTARA/Lia Wanadriani Santosa/instagram/@kutuskutusid
ANTARA/Lia Wanadriani Santosa/instagram/@kutuskutusid

Salah satu jenis minyak herbal yaitu minyak Kutus Kutus. Minyak ini sebenarnya hampir sama dengan minyak balur lainnya seperti minyak kayu putih atau telon, yang berasal dari tanaman-tanaman tertentu.

Minyak Kutus Kutus sendiri terdiri dari 69 bahan dari tujuh unsur tanaman, yaitu daun, akar, kulit, batang dan bunga.

"Kutus Kutus adalah unsur bumbu, karena 80 persen bahannya dari bumbu. Pertama kali 49 bahan sekarang 69 bahan. Kenapa 49? Dari 7 jenis, 7 unsur (daun, bunga, akar, kulit batang, batang, pembawa dan panas dan totalnya 49)," ujar penemu minyak Kutus Kutus, Servasius Bambang Pranoto.

Dilansir dari ANTARA, Servasius mengatakan tujuh unsur itu merujuk pada pentingnya keharmonisan dalam sebuah obat yang terpenuhi dengan adanya ketujuh unsur tersebut.

-
ANTARA/Lia Wanadriani Santosa

Pria yang meraih gelar doktor di bidang ekonomi itu menambahkan, minyak Kutus Kutus ditambahkan 20 jenis bahan sehingga totalnya mencapai 69, yang diklaim bisa melawan kanker ditambah 11 minyak esensial dan minyak kelapa.

"Karena sekarang banyak yang kena kanker. Saya memasukkan unsur-unsur yang untuk melawan kanker, jadinya 69 bahan. Hampir 90 persen bisa dimakan (bahan) sebagai bumbu atau sayuran misalnya," tuturnya.

"Kutus Kutus kombinasi jejamuan, kita infuse sama minyak kelapa, ditambah 11 minyak esensial termasuk minyak kayu putih, minyak adas. Kombinasi antara jamu dan minyak," lanjut Servasius.

Servasius menemukan bahan-bahan dalam minyak Kutus Kutus ini setelah merenung selama dua hingga tiga hari, setelah terperosok ke lubang sehingga kedua kakinya tidak bisa dikendalikan.

Selain dari proses perenungan itu, Servasius sebenarnya sudah mempelajari tentang jejamuan sejak tahun 1988. Saat itu, ia masih berstatus karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta.

-
instagram/@kutuskutusid

"Dari minyak itu menyembuhkan saya setelah tiga bulan, saya bagi ke teman-teman dan itu menyembuhkan. Ada saran dari teman, disuruh jual. Mungkin ini bisa membawa saya ke pencapaian baru. Akhirnya saya produksi," ungkapnya.

Perlahan, Servasius mulai merintis bisnis minyak Kutus Kutus dengan jumlah produksi awal hanya 5000. Kini, Servasius sudah bisa memproduksi sebanyak 500.000 botol minyak Kutus Kutus per bulannya. Bahkan, Desember ini, Servasius mengaku telah menjual 4,7 juta minyak Kutus Kutus.

Lebih memilih minyak daripada oral

Servasius memiliki alasan tersendiri kenapa ia lebih memilih menghadirkan Kutus Kutus dalam bentuk minyak bukannya oral atau bentuk lainnya. Ini karena Servasius merujuk pada pengobatan era Mesopotamia, yang lebih mengandalkan minyak daripada oral yang identik dengan pemberian racun.

-
instagram/@kutuskutusid

Selain itu pula, Servasius mengatakan berat jenis minyak yang lebih kecil daripada air sehingga lebih mudah terserap. Jika minyak ini berbahaya bagi kulit, maka akan timbul reaksi langsung. Servasius juga menambahkan bahwa bentuk minyak dapat menarik sari-sari ketujuh unsur obat dengan baik.

"Minyak Kutus Kutus diambil dari sari-sari semua unsur itu. Dengan cara mudah dipanasi, jadinya terjadi namanya infuse. Unsur minyak di dalam tetumbuhan saya keluarkan dengan minyak juga, makanya jadilah Kutus Kutus, minyak infuse," kata Servasius.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X