Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menghangatkan 'perang dagang' Amerika Serikat dengan Tiongkok. Dilansir Reuters, Jumat (2/8/2019), Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif 10 persen per $ 300 juta dolar nilai impor Tiongkok, mulai 1 September 2019.
Pengumuman yang diyakini akan meningkatkan intensitas perang dagang dengan Tiongkok, diyakini akan mengguncang perekonomian dan pasar keuangan. Pasalnya, Trump memperluas tarif perdagangan ke hampir semua barang Tiongkok yang diimpor Amerika Serikat.
Hal ini juga menjadi 'akhir' dari perdamaian antara Beijing dengan Washington terkait gencatan senjata perang dagang, yang turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi global dan rantai pasokan global.
Pengumuman ini terkait lambatnya progres diskusi AS - Tiongkok di Shanghai pekan ini.
"Saya pikir Presiden Xi (Jinping) ..... ingin membuat kesepakatan. Tetapi terus terang, dia tidak cukup cepat," kata Trump saraya mengancam akan menaikkan tarif lebih tinggi, jika Xi Jinping lambat dalam mencapai kesepakatan perdagangan As - Tiongkok.
Trump mengaku tidak khawatir jika pengumuman ini bisa mengguncang perekonomian. Sebab, paska pengumuman, pasar keuangan AS terguncang, harga saham di Asia juga anjlok, seperti halnya harga minyak mentah dan harga saham perusahaan Amerika Serikat.
"Saya tidak khawatir sama sekali," kata Trump saat ditanya mengenai kekhawatiran pengumumannya, akan menyebabkan guncangan perekonomian di dalam dan luar negeri, serta meningkatkan tensi perang dagang AS - Tiongkok.
