Pengecatan ulang pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau BBJ 2 yang diduga menelan biaya hingga Rp2 miliar menjadi perbincangan hangat khalayak dalam beberapa jam terakhir.
Bukan tanpa sebab. Di tengah situasi serbasulit akibat Pandemi COVID-19 yang belum berakhir, pemerintah malah mengecat ulang pesawat presiden yang konon jarang dipakai dan kondisi catnya pun masih bagus.
Seperti diketahui, warna pesawat presiden itu sebelumnya biru muda. Namun kini, pesawat itu dicat menjadi warna merah-putih.
Atas keributan yang terjadi di media sosial, pegiat media sosial Denny Siregar pun tak luput menulis cuitan.
Ia bilang, masalah seperti itu tak seharusnya diributkan.
"Masalah ngecat pesawat aja ribut.. Kayak gada masalah yg lebih pantas diributin..Dasar kue gaban," kata Denny.
Cuitan Denny itu pun menuai makian dari netizen.
"Lu TOLOL apa BEGO sih den,itu kan pake uang rakyat,klu gratis yg ngk masalah dan ngk dimasalahin," kata akun Alif kova @silziboutiqe.
Pengamat penerbangan Alvin Lie menyebut bahwa pengecatan ulang pesawat tersebut patut disesalkan. Apalagi, pesawat tersebut jarang digunakan dan catnya pun masih bagus.
Yang lebih disesalkan, biaya pengecatan pesawat tersebut ditaksir bisa mencapai US$ 150 ribu atau setara Rp2,1 miliar.
"Hari gini masih saja foya-foya ubah warna pesawat Kepresidenan. Biaya cat ulang pesawat setara B737 berkisar antara US$ 100 ribu sampai dengan US$ 150 ribu. Sekitar Rp 1,4 miliar sampai dengan Rp 2,1 miliar," tulis Alvin di Twitter, Selasa (3/8/2021).
Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pswt Kepresidenan
— Alvin Lie ?? (@alvinlie21) August 2, 2021
Biaya cat ulang pswt setara B737-800 berkisar antara USD100ribu sd 150ribu
Sekitar Rp.1,4M sd Rp.2.1M@KemensetnegRI @setkabgoid @jokowi pic.twitter.com/KCAAwPAAe5
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan bahwa pengecatan pesawat ini telah direncanakan sejak 2019 serta diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara.
Pesawat presiden itu merupakan Boeing Business Jet (BBJ) 2 tipe 737-800.